GridHEALTH.id - Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 menjadi penyebab kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 belakangan ini.
Dalam dua hari terakhir, penambahan kasus Covid-19 mencapai 2.000 kasus per harinya. Pada Rabu (29/6/2022), terdapat 2.149 kasus Covid-19 baru.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memprediksi, gelombang Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 akan terjadi pada pertengahan Juli 2022.
Diperkirakan kasus Covid-19 meledak pada minggu kedua dan ketiga Juli.
"Kalau Omicron mungkin butuh satu sampai satu setengah bulan untuk sampai ke puncak, ini (BA.4 dan BA.5) kurang dari satu bulan," kata Budi, dikutip dari Kompas.com, Kamis (29/6/2022).
Namun diyakini kalau puncak gelombang subvarian BA.4 dan BA.5 tidak akan setinggi varian Covid-19 sebelumnya, yakni Delta.
Melihat kondisi di Afrika Selatan, tempat kedua subvarian itu pertama terdeteksi, persentase puncak gelombang BA.4 dan BA.5 berkisar 30 persen.
Ini artinya, apabila puncak kasus Omicron BA.1 mencapai 50.000 kasus, maka estimasi puncak BA.4 dan BA.5 sekitar 16.000 sampai 17.000 kasus.
Lantas, apa yang terjadi saat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 mencapai puncaknya?
Baca Juga: BPOM Kaji Vaksin Covid-19 Anak di Bawah 6 Tahun, Kapan Bisa Dilakukan?
Beban fasilitas kesehatan
Sejalan dengan menkes, epidemiolog Dicky Budiman dari Griffith University juga mengatakan kalau puncak gelombang subvarian BA.4 dan BA.5 tidak akan sehebat varian Delta maupun Omicron sebelumnya.
Hal ini karena masyarakat Indonesia sudah memiliki imunitas yang lebih baik. Setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis penuh dan booster.
"Bicara kemampuan Indonesia merespon potensi, ini jelas akan ada gelombangnya (subvarian BA.4 dan BA.5), tapi ya jelas tidak seperti waktu Delta ya ancamannya," ujar Dicky Budiman, dikutip dari Kompas.com (16/6/2022).
"Ancamannya (gelombang BA.4 dan BA.5) moderat, khususnya di wilayah-wilayah yang cakupan vaksinasinya memadai," sambungnya.
Meski begitu, adanya gelombang subvarian BA.4 dan BA.5 yang terjadi pada bulan Juli, dapat menjadi beban bagi fasilitas kesehatan.
Terutama di wilayah-wilayah dengan cakupan vaksinasi yang masih belum mencapai target.
"Jangankan untuk dosis ketiga atau booster, dosis kedua saja masih ada yang tertinggal, khususnya untuk kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan pemilik komorbid," ujarnya.
Menurutnya, situasi ini akan terjadi dampak yang serius ketika puncak gelombang subvarian BA.4 dan BA.5 nanti. (*)
Baca Juga: Wajib Test PCR Disarankan Kembali Diberlakukan, Satgas Covid-19; Rekomendasi IDI
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar