GridHEALTH.id - Meskipun sering menggunakan istilah vegan dan vegetarian secara bergantian, pola makan nabati sebenarnya tidak sepenuhnya mengecualikan makanan hewani, menurut Harvard Health Publishing.
Pola makan nabati malah berfokus pada mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan sebanyak mungkin. Ini termasuk buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan biji-bijian.
Ada banyak alasan mengapa orang beralih ke pola makan nabati. Sebagai permulaan, Pusat Kanker MD Anderson menunjukkan bahwa makan sebagian besar tanaman dapat mengurangi risiko penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Tanaman juga dapat meminimalkan peradangan dalam tubuh, yang sering menyebabkan penyakit seperti kanker dan radang sendi. Jika itu tidak cukup, pola makan nabati bahkan memperkuat sistem kekebalan dengan memasok fitokimia dan antioksidan penting.
Banyak penelitian telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk menunjukkan hubungan antara makan makanan nabati dan manfaat dari tingkat kesehatan yang lebih besar secara keseluruhan.
Satu meta-analisis 2014 menemukan bahwa orang yang mengikuti pola makan nabati memiliki tekanan darah lebih rendah daripada rekan-rekan mereka yang sepenuhnya omnivora.
Studi 2019 lainnya yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association menemukan bahwa pola makan nabati dapat mengurangi risiko pengembangan penyakit kardiovaskular sebesar 16% dan menurunkan kemungkinan kematian karenanya sebesar 31%.
Meskipun jelas bahwa mengikuti pola makan nabati memiliki banyak manfaat, kita mungkin bertanya-tanya apakah itu sesuai untuk semua tahap kehidupan. Terutama, haruskah anak-anak juga ikut serta dalam diet ini?
Apalagi para ibu di Amerika, menurut USA Today (12/02/2021), sejak pandemi Covid-19, banyak menerapkan makanan sehat yang dimasak sendiri di rumah.
Baca Juga: Berantas Stunting: Tempe Cegah Stunting, Kandungan Proteinnya Kalahkan Daging
Baca Juga: Healthy Move, Aneka Latihan untuk Mengencangkan dan Menguatkan Paha
Salah satu yang mereka khawatirkan adalah anaknya ketagihan junk food, yang dinilai sarat lemak minim serat. Oleh sebab itu banyak ibu yang memperkenalkan makanan berbasis sayuran dan biji-bijian (plant- based diet) kepada anak-anaknya.
Pakar nutrisi pediatrik, Jennifer Hyland, menulis sebuah artikel untuk U.S. News & World Report (11/05/2022), di mana dia mengeksplorasi pertanyaan apakah pola makan nabati merupakan pola makan yang direkomendasikan untuk anak-anak.
Dia menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menerapkan pola makan nabati pada anak kecil, tetapi secara keseluruhan, dia tidak merekomendasikan anak-anak hanya mendapatkan sumber protein nabati dalam pola makan makan harian sepanjang waktu.
Hyland menunjukkan bahwa sementara beberapa nutrisi lebih sulit diperoleh dengan pola makan nabati yang ketat, seperti zat besi, kalsium, dan vitamin D, orangtua perlu memperhatikan makanan yang dimakan anak-anak mereka dan suplemen bila diperlukan.
Untuk memastikan hasil terbaik, Hyland menyarankan agar seluruh keluarga mengikuti pola makan yang sama dan perencanaan makan yang cermat dilakukan untuk mencegah kekurangan nutrisi.
Source | : | USA Today,Harvard Health Publishing,Journal of American Heart Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar