GridHEALTH.id - Pandemi belum berakhir, saat Indonesia dalam suasana kondusif Pandemi Covid-19, muncul varian baru Omicron BA.4 dan BA.5.
Karenanya subvarian Omicron tersebut membuat gelombang ke 3 di Indonesia dikhawatirkan terjadi.
Namun hasilnya, gelombang 3 Covid-19 DKI Jakarta kini sedang mengalaminya.
Belum juga hal tersebut reda dan membuat tenang masyarakat, muncul lagi varian baru BA.2.75, disebut juga centaurus.
Omicron BA.2.75 ini mulanya terdeteksi di India.
Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengabarkan saat ini varian Omicron BA.2.75 sudah menyebar ke sekitar 10 negara lain.
Baca Juga: 5 Gangguan Kesehatan Akibat Etilon Oksida, Terkandung di Es Krim Haagen-Dasz Rasa Vanila
WHO juga memberikan label varian Omicron ini dengan label Variant of Concern Lineage Under Monitoring.
Sepuluh negara tersebut belum termasuk Indonesia dan Singapura.
Ini lantaran Indonesia dan Singapura baru mengonfirmasi kasus subvarian Omicron BA.2.75 pada Senin (18/7/2022) lalu.
Dalam Keterangan Pers Rapat Terbatas Evaluasi PPKM yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/7/2022), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan tentang BA.2.75, "Ini (BA.2.75) juga sudah masuk di Indonesia satu ada di Bali karena kedatangan dari luar negeri, dua ada di Jakarta. Kemungkinan besar transmisi lokal sedang kita cari sumbernya dari mana," ungkap Budi.
Omicron BA.2.75 ini berhubungan dengan dengan subvarian Omicron BA.2 yang menjadi strain dominan di AS.
Varian tersebut menjadi strain dominan dari sekitar pertengahan Mei hingga pertengahan Juni lalu.
Penularan subvarian Centaurus
Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan, Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 atau Centaurus dipantau oleh seluruh ahli di dunia.
Penyebabnya, kata Dicky, adalah karena jumlah mutasi di spike atau proteinnya sangat tinggi.
Selain itu, lanjut Dicky, ada kemungkinan subvarian Centaurus menurunkan efikasi antibodi
Dicky mengatakan, penularan subvarian Centaurus efektif lewat udara.
"Data awal di India menunjukkan BA.2.75 punya kecepatan sebaran yang luar biasa atau 9 kali lipat BA.5," kata Dicky, dilansir dari Kompas.com (21/7/2022).
Baca Juga: 6 Manfaat Buah Apel Hijau Granny Smith, Mampu Melawan Sel Kanker!
Sementara itu menurut Kompas.com, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan Virus ini terdeteksi melalui genom sequencing dari seluruh pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Selain itu, temuan ini telah dilaporkan oleh Kemenkes melalui platform berbagi data dan informasi virus di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
"Jadi jangan khawatir soal BA.2.75, karena karakternya hampir sama dengan BA.4, BA.5 dan BA.1, BA.2," papar Wamenkes Dante.
Sementara itu, melasnir TribunNewsWiki.com (21/07/2022), Jasmine Plummer, Ph.D., Asisten Profesor dan Direktur Asosiasi Inti Genomik Cedars Sinai Medical Center, menjelaskan varian ini kepada Health.
Pendapatnya senda dengan Wamenkes Dante.
Plummer juga menjelaskan tentang gejala yang ditimbulkan oleh BA.2.75 sama dengan Omicron asli dan subvarian lainnya.
Berikut adalah gejala-gejalanya:
- batuk,
- kelelahan,
Baca Juga: Pasien Covid-19 Meninggal Kini Boleh Dimakamkan di TPU, Bukan di Pemakaman Covid-19?
- hidung tersumbat,
- pilek.
"BA.2.75 bisa memengaruhi orang dengan cara yang sama," ungkap Plummer.
Bahkan, "Mungkin memiliki gejala yang jauh, jauh, jauh lebih ringan, terutama bagi yang sudah divaksinasi, dibandingkan dengan varian asli."
"Jadi, BA.2.75 akan lebih seperti versi ringan, menurut saya, dari varian Covid-19 masa lalu," lanjutnya.
Tak sampai di situ, BA.2.75 dikatakan juga mempunyai mutasi pada protein lonjakannya yang mirip dengan subvarian Omicron BA.4 serta BA.5
Hal ini dapat membantunya menghindari sistem kekebalan dengan lebih mudah.
BA.2.75 tampaknya memiliki delapan mutasi tambahan yang mungkin memberikan keunggulan dalam hal replikasi dan penyebaran, bahkan dibandingkan dengan BA.4 dan BA.5.
"Begitu BA.2.75 masuk (ke dalam tubuh), itu akan dapat mereplikasi lebih cepat, yang akan memungkinkan kita terkena Covid-19 alih-alih jenis vaksin kita mampu melawannya sepenuhnya," ungkap Plummer.(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar