Ia juga menegaskan, penting bagi para ilmuwan untuk paham betul bagaimana cara penularan cacar monyet dan siapa saja yang paling berisiko.
"Kita harus memahami cara penularan, menifestasinya, juga risikonya bagi orang-orang seperti anak-anak dan ibu hamil. Benar-benar ada risiko yang sangat besar," ujarnya dikutip dari Newsweek, Jumat (29/7/2022).
"Saat ini, syukurlah, kita memiliki laporan hanya dua kasus pada anak-anak, tetapi mereka semua adalah populasi berisiko," sambungnya.
Penularan cacar monyet dapat terjadi pada siapa saja dan penyebarannya tidak terbatas hanya melalui kontak seksual antara sesama pria.
Kontak seksual sebagai salah satu sarana penularan virus monkeypox dari manusia ke manusia pun masih dipelajari.
"Kontak dekat yang penting, bukan aktivitas seksual itu sendiri," kata Rowland Kao dari Epidemilogi Veteriner dan Ilmu Data di University of Edinburgh.
Cacar monyet dapat menular jika menyentuh langsung lesi kulit orang yang terinfeksi atau menggunakan barang yang sudah terkena cairan tubuh mereka.
Baca Juga: Gejala Cacar Monyet Berubah, Hati-hati Jika Temukan Lesi di Bagian Tubuh Ini
Penyakit infeksi ini juga bisa menular ketika berbicara secara langsung dalam jangka waktu yang lama.
Ibu hamil yang terinfeksi cacar monyet selama kehamilannya, juga dapat menularkan penyakit ini ke janin.
Saat ini, dari yang dilaporkan oleh WHO, kasus cacar monyet di seluruh dunia mencapai lebih dari 18.000 dari 78 negara. Menyebabkan lima kematian dan 10 persen pasien yang terinfeksi, dirawat di rumah sakit. (*)
Baca Juga: Cacar Monyet: Gambaran Klinis, Cara Penyebaran, dan Komplikasinya
Source | : | Newsweek,Today |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar