GridHEALTH.id - Citayam Fashion Week memberikan nuansa dan cerita baru di tengah kepadatan ibu kota.
Sedikit keluar dari segala problematika yang timbul seiring dengan kepopuleran Citayam Fashion Week, mari menengok makna lain dari eksistensi Citayam Fashion Week dan sarana tumbuh kembang anak muda.
Belajar dari Citayam Fashion Week, masyarakat dan pemerintah kembali diingatkan akan pentingnya ruang terbuka hijau yang dapat memfasilitasi tumbuh kembang generasi muda Indonesia.
Sudah saatnya bagi pemerintah kembali menengok fasilitas apa yang dibutuhkan generasi muda untuk berkembang dan eksplorasi diri, salah satunya dapat dengan membuka ruang terbuka hijau.
Kawasan Dukuh Atas yang dipilih menjadi tempat anak-anak SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok) untuk menyelenggarakan Citayam Fashion Week bisa dibilang bukan menjadi tempat yang memadai untuk mengeksplorasi diri.
Menjadi pertanyaan tentu, mengapa demikian dan kenapa harus di kawasan yang identik dengan kepadatan kota, di tengah kesibukan para pekerja kantor ketimbang di ruang terbuka hijau.
Mengutip dari tanggapan Sosiolog UMM, Luluk Dwi Kumalasari dalam laman resmi UMM, setidaknya ada beberapa faktor yang membuat fenomena Citayam Fashion Week begitu diminati dari mulai rakyat biasa hingga kaum elit masyarakat.
Pertama, Citayam Fashion Week adalah wadah anak muda untuk mengungkapkan jati diri secara jujur dalam dunia fashion dan menyalurkan kreativitas khususnya pada fashion.
Munculnya komunitas yang terbentuk dari anak tongkrongan SCBD ini membawa karakteristik baru dalam dunia fashion dan melampaui batasan fashion hanya identik dengan kalangan atas.
Baca Juga: Fenomena Citayam Fashion Week, Jadi Klaster Baru? Ini Sebabya
Lalu, sudahkah seharusnya Citayam Fashion Week berada di kawasan Dukuh Atas, inilah yang menjadi pertanyaan selanjutnya.
Banyak pro dan kontra dari masyarakat terkait kepopuleran dari Citayam Fashion Week ini, di mana tidak sedikit dari masyarakat yang merasa keberadaan Citayam Fashion Week hanya akan membuat kumuh kawasan Dukuh Atas.
Momentum ini sudah saatnya bagi pemerintah untuk meresponsnya dengan memperbanyak ruang terbuka hijau sebagai wadah untuk generasi muda berkreasi dan menunjukkan jati diri sesungguhnya.
Jika dilihat dari data pemerintah DKI Jakarta, di Jakarta sendiri hanya terdapat 5,2% wilayah ruang terbuka hijau dari luas total wilayah Jakarta.
Padahal ruang terbuka hijau tidak hanya memberikan manfaat bagi tumbuh kembang generasi muda, tetapi juga memberikan dampak kesehatan yang baik untuk generasi muda Indonesia, terlebih jika keberadaannya mudah dijangkau dan dimanfaatkan dengan maksimal.
Beberapa manfaat yang didapat untuk tumbuh kembang anak adalah sarana rekreasi aktif dan pasif, wadah interaksi sosial, sarana dan wadah aktivitas sosial bagi anak, remaja, dewasa, hingga manula.
Manfaat kesehatan lainnya untuk alam, lingkungan, dan manusia adalah sebagai paru-paru kota, meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan, pengendali tata air, memperbaiki iklim mikro, pengendalian pencemaran, dan lainnya.
Fungsi lainnya juga masih bisa didapatkan untuk kegiatan dan aktivitas sosial bagi masyarakat kota.
Diharapkan dengan adanya fenomena Citayam Fashion Week, bisa dijadikan sebagai momentum pemerintah untuk berbenah diri dan mulai menjadikan ruang terbuka hijau sebagai prioritas yang bermanfaat untuk sarana tumbuh kembang dan eksplorasi diri generasi muda Indonesia.
Source | : | jakarta.go.id,UMM,Undip.ac.id |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar