GridHEALTH.id - Serpihan putih yang jatuh di garis rambut tampak normal bagi kebanyakan orang, tetapi tahukah bahwa kita juga bisa mendapatkan ketombe di alis?
Mulai dari produk yang kita gunakan pada kulit hingga perubahan cuaca, ada berbagai penyebab munculnya ketombe di alis.
Di mana pun itu, ketombe disebut sebagai dermatitis seboroik, yang disebabkan oleh jamur yang disebut Malassezia.
Sementara ketombe alis dapat menyerang siapa saja, bayi lebih mungkin mengalami masalah tersebut. Biasanya terjadi ketika kulit di sekitar alis memiliki banyak kelenjar penghasil minyak.
Salah satu penyebab ketombe alis yang paling umum adalah dermatitis seboroik. Penyebab lain dari masalah ini termasuk ruam kulit, kulit yang teriritasi, dan sisik keputihan yang berkerak.
Berikut adalah beberapa penyebab ketombe muncul di alis:
1. Kulit kering
Kulit sangat kering yang mengelupas seperti ketombe dapat terjadi pada mereka yang tinggal di lingkungan yang keras atau suhu yang sangat rendah. Jika orang tersebut sering melembabkan wajah mereka, ini bisa hilang dengan cepat.
2. Eksim
Eksim adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada berbagai jenis kondisi kulit. Dermatitis adalah nama lain dari eksim.
Baca Juga: Pengobatan Rumahan Menghilangkan Gatal Akibat Dermatitis Seboroik dan Ketombe
Baca Juga: Healthy Move, Memilih Outfit Yoga, Kenyamanan Bergerak Jadi Nomer Satu
Sebagian besar jenis menyebabkan kulit kering, gatal dan ruam di tangan, kaki, siku, dan lutut serta di wajah. Menggaruk kulit bisa membuatnya memerah, membengkak, dan bahkan semakin gatal.
3. Psoriasis
Psoriasis adalah kondisi kulit yang biasanya mempengaruhi lutut, siku, batang tubuh, dan kulit kepala. Ini menghasilkan ruam dengan bintik-bintik gatal dan bersisik.
Psoriasis adalah kondisi kronis yang sering terjadi yang tidak dapat disembuhkan. Ini mungkin menyakitkan, membuat kita terjaga di malam hari, dan sulit untuk fokus.
4. Dermatitis kontak
Reaksi alergi terhadap bahan atau sentuhan langsung dengannya dapat menyebabkan kondisi ruam gatal yang dikenal sebagai dermatitis kontak. Meskipun tidak menular, ruam bisa sangat tidak menyenangkan.
Reaksi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk kosmetik, wewangian, perhiasan, dan tanaman. Ruam sering muncul dalam beberapa hari setelah terpapar.
Kita harus mengenali dan menghindari sumber reaksi agar berhasil menyembuhkan dermatitis kontak.
Ruam sering hilang dalam 2-4 minggu jika bahan kimia yang mengganggu dihindari. Kita dapat mencoba menggunakan kain lembab yang sejuk untuk menenangkan kulit dan teknik perawatan diri lainnya.
Baca Juga: Terapi Asam Urat Alami, Perubahan Pola Makan Hingga Rutin Minum Kopi
Baca Juga: Stres Dapat Menyebabkan Rambut Beruban, 4 Pengobatan Rumahan Untuk Mencegahnya
5. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah kelainan kulit khas yang terutama berdampak pada kulit kepala. Ini menghasilkan kulit merah, bintik-bintik bersisik, dan ketombe terus-menerus.
Selain itu, daerah tubuh berminyak seperti pipi, sisi hidung, alis, telinga, kelopak mata, dan dada mungkin terkena dermatitis seboroik.
Gejala ketombe di alis mirip dengan ketombe di kulit kepala, antara lain kulit bersisik putih atau kuning di sekitar alis, bercak merah di kulit, peradangan, ruam di wajah dan alis bersisik.
Muncul juga gatal di sekitar alis, hiperpigmentasi dan kulit berminyak di sekitar alis.
Untuk mengobati ketombe alis, dokter akan merekomendasikan beberapa obat bebas dan perawatan medis.
Untuk pencegahan, berikut adalah beberapa tips umum yang mungkin dapat membantu;
- Mengenakan pakaian pelindung saat cuaca buruk
- Memberikan hidrasi kulit menggunakan pelembab wajah
Baca Juga: Pria Suka Vagina yang Sehat dan 'Mengigit', Begini Cara Mendapatkannya
Baca Juga: Usir Nyeri Sendi Akibat Asam Urat dengan 5 Infused Water Ini
- Melindungi kulit dari sinar matahari dengan mengoleskan tabir surya
- Memantau kemungkinan alergi untuk menghindari penggunaannya
- Menghindari menyentuh atau memilih area yang terkena
- Mengidentifikasi alergen potensial dan menghindarinya
Source | : | Step to Health,American Academy of Dermatology |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar