GridHEALTH.id – Penyuntikan vaksin booster untuk anak-anak, sudah dilakukan di sejumlah negara.
Misalnya saja di Amerika Serikat yang sudah mulai memberikan vaksin booster pada anak usia 5-11 tahun dengan vaksin Covid-19 jenis Pfizer.
Selain itu, ada juga negara tetangga Indonesia yakni Australia, yang telah memberikan instruksi pelaksanaan vaksin booster untuk anak usia 12-15 tahun.
Jenis vaksin Covid-19 yang digunakan juga sama-sama Pfizer. Hanya saja, program yang berjalan sejak Juni 2022, hanya dikhususkan untuk anak dengan penyakit penyerta atau komorbid.
Vaksin booster anak di Indonesia
Di Indoensia sendiri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), beberapa waktu yang lalu menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Pfizer sebagai vaksin booster anak usia 16-18 tahun.
Anak-anak pada kelompok usia tersebut, akan disuntikan 1 dosis (30 mcg/0,3 mL), kurang lebih 6 bulan setelah vaksin primer.
Anak yang dapat menerima vaksin booster adalah mereka yang dosis vaksin pertama dan keduanya, sama-sama menggunakan vaksin Covid-19 Pfizer.
Dilansir dari laman Covid19.go.id (5/8/2022), izin penggunaan darurat dikeluarkan setelah hasil uji klinis BPOM terhadap anak usia 16 tahun ke atas, menunjukkan hasil yang baik.
Vaksin Comirnaty atau Pfizer, mampu memberikan perlindungan kepada anak dari Covid-19 sebesar 95,6%.
KIPI khas anak setelah vaksin booster
Baca Juga: Indovac Pilihan Nama dari Jokowi Untuk Vaksin Covid-19 Buatan BUMN, Siap Edar September 2022
Berdasarkan hasil studi, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada anak yang telah menerima vaksin booster dengan jenis vaksin tersebut yakni sebagai berikut.
1. Reaksi lokal pada area suntik, seperti pegal atau nyeri.
2. Gangguan jaringan sendi dan otot.
3. Sakit kepala.
4. Pembengkakan kelenjar getah bening.
5. Gangguan saluran cerna.
Kapan vaksin booster anak diberikan?
Vaksin booster untuk anak nampaknya belum akan diberikan dalam waktu dekat ini. Meskipun, saat ini anak-anak sudah kembali beraktivitas normal, seperti sekolah tatap muka dan mengikuti ekstrakulikuler.
Menurut Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis, Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), saat ini cakupan vaksin Covid-19 anak masih sangat rendah dibandingkan negara lain. Sehingga hal tersebut masih menjadi fokus utama.
“Imunisasi (vaksinasi) di Indonesia untuk yang kedua saja masih kurang sekali. Di Asia Tenggara, yang jelek cakupan vaksinasinya adalah Indonesia. Kita jauh tertinggal, bahkan oleh Kamboja sekalipun,” kata dokter Anggraini, dalam media briefing Evaluasi PTM IDAI dan KPAI, Jumat (20/8/2022).
Sebagai informasi saja, cakupan vaksin Covid-19 dosis kedua pada anak usia 12-17 tahun mencapai 82,67% atau 22 juta dosis dan umur 6-11 tahun sekitar 60% atau 17,4 juta dosis. (*)
Baca Juga: Sudah Vaksin Booster Tapi Sertifikat Tidak Keluar? Ini 3 Cara Klaimnya
Source | : | Covid19.go.id,media briefing |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar