GridHEALTH.id - Waktu tidur yang kurang, tidak hanya memengaruhi kesehatan, tapi juga hubungan dengan orang lain.
Biasanya, kurang tidur dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular, diabetes, atau hipertensi yang berujung pada kematin.
Tapi ada satu studi yang menarik menganai tidur.
Sebuah penelitian terbaru dari University of California Berkley, menemukan bahwa kurang tidur juga membuat seseorang menjadi lebih egois.
"Selama 20 tahun terakhir, kami menemukan hubungan yang sangat erat antara kesehatan tidur dan kesehatan mental kita. Memang, kami belum dapat menemukan satu pun kondisi kejiwaan utama di mana tidur adalah normal," kata Matthew Walker salah satu ilmuwan yang peneliti, dikutip dari Science Daily, Senin (29/8/2022).
Baca Juga: Healthy Move, Low Pressure Fitness, Latihan Terlihat Ringan Namun Mampu Kempeskan Perut
"Tapi penelitian baru ini menunjukkan bahwa kurang tidur tidak hanya merusak kesehatan individu, tetapi juga menurunkan interaksi sosial antar individu dan, lebih jauh lagi, merusak tatanan masyarakat itu sendiri," tambahnya.
Menurutnya, kurang tidur yang banyak dialami oleh orang-orang tak hanya menyebabkan kerugian bagi diri sendiri, tapi juga orang lain.
Rekan Matthews, Eti Ben Simon, menyebutkan bahwa kurang tidur, walau satu jam, dapat memberikan dampak yang besar.
Ketika kurang tidur, seseorang cenderung enggan membantu orang lain dan lebih mementingkan dirinya sendiri.
"Saat orang-orang kekurangan satu jam tidur, ada pukulan yang jelas pada kebaikan manusiawi bawaan kita dan motiviasi untuk membantu orang lain yang membutuhkan," jelasnya, dikutip dari CNN, Senin (29/8/2022).
Baca Juga: Tips Anti Begadang, 4 Cara Melatih Diri Untuk Tidur Malam Lebih Awal
Penelitian dilakukan dengan menganalisis data dari 3 juta donasi amal antara tahun 2001 dan 2016.
Terlihat adanya penurunan donasi sebesar 10%, setelah Daylight Saving Time. Penurunan tidak terlihat di negara-negara bagian lain, yang tidak mengikuti transisi satu jam ke depan.
Pada studi kedua, para penliti menggunakan pencitraan resonasi magnetik fungsional untuk melihat aktivitas otak 24 orang yang tidur selama delapan jam semalaman.
Kemudian dibandingkan dengan mereka yang tidak tidur sama sekali. Hasilnya menunjukan jaringan saraf profesional, area otak yang terkait dengan teori pikiran, kurang aktif setelah kurang tidur.
Teori tersebut berkaitan dengan kemampuan untuk mempertimbangkan antara kebutuhan, keadaan, dan emosi orang lain yang biasanya berkembang pada anak usia dini dengan sosialisasi.
Baca Juga: Atasi Masalah Pemerataan Alkes, Perusahaan Ini Sediakan Alkes Terjangkau
"Tidur secara konsisten terbukti memengaruhi suasana hati dan fungsi kognitif kita, dan dengan demikian, itu juga kemungkinan memengaruhi bagaimana kita berhubungan dengan orang lain," kata dokter Ivana Rosenzweig seorang konsultan neuropsikiater, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Pada penelitian lain, yang melibatkan lebih dari 100 orang selama tiga hingga empat malam, para peneliti menemukan kualitas tidur lebih penting daripada kuantitas tidur dalam mengukur keegoisan.
Tim peneliti menilai, tingkat keegoisan berdasarkan tanggapan terhadap kuesioner yang telah diisi oleh peserta studi.
Kuantitas dan kualitas tidur, keduanya sama-sama mempunyai pengaruh terhadap perilaku emosi dan sosial.
"Penemuan ini dapat menunjukkan bahwa begitu durasi tidur meningkat di atas jumlah normal, maka tampaknya kualitas tidur itulah yang paling penting untuk membantu dan mendukung keinginan kita untuk membantu orang lain," jelasnya Ben Simon.
Baca Juga: Suara Serak Tiba-tiba Tanpa Disertai Batuk, Apa Penyebabnya?
Sekarang, ketika bukti semakin tersedia tentang dampak negatif kurang tidur pada perilaku sosial, itu akan menjadi petunjuk konsekuensi bagi masyarakat.
Para peneliti dari University of California Berkley, berharap penelitian ini dapat membuat orang-orang kembali ke jam normal tidur, tanpa takut dengan stigma kemalasan.
Waktu tidur yang sehat bagi orang dewasa setiap malamnya, yakni sekitar 7 hingga 8 jam.(*)
Baca Juga: Lebih Baik Dimatikan, Tidur dengan Lampu Menyala Sebabkan 5 Hal Ini!
Source | : | CNN,Science Daily |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar