Ia melanjutkan, "Ini mungkin membuat mereka merasa kehilangan motivasi dan memeriksa secara mental sehingga perilaku tersebut berubah menjadi quite quitting."
Adakah manfaat quite quitting bagi kesehatan?
Melansir Healthline, psikolog dan ahli kesejahteraan Lee Chamber mengatakan, meskipun fenomena quite quitting adalah hal baru dan belum ada risetnya, tapi tren ini dapat membantu para pekerja yang mengalami burnout.
"Quite quitting berpotensi meningkatkan penetapan batas, serta membantu orang menjauh dari toxic productivity (produkitivitas berlebih)," ujarnya.
"Inu dapat memberdayakan mereka untuk mengambil kendali atas waktu istirahat dan pertumbuhan mereka, serta menciptakan ruang untuk refleksi tentang bagaimana mereka dapat menanamkan kesejahteraan dalam hidupnya," jelasnya.
Tanpa disadari, quite quitting pada akhirnya juga akan meningkatkan produktivitas para pekerja.
"Memastikan Anda memiliki waktu istirahat yang ditetapkan untuk Anda dapat meningkatkan produktivitas dan motivasi saat Anda bekerja," jelas Tania Taylor, seorang psikoterapis.
Efek negatif quite quitting
Meski quite quitting dapat membantu pekerja yang sedang burnout, tapi tren ini juga memiliki dampak buruk bagi yang menjalaninya.
Menurut Chamber, quite quitting mmebuat seseorang merasa tidak terlibat dalam pekerjaan hingga memengaruhi kepuasan, yang pada dasarnya penting bagi kesehatan mental.
"Ini (quite quitting) berpotensi membuat karyawan merasa peran mereka tidak ada artinya, tidak ada gunanya, dan membosankan," pungkasnya. (*)
Baca Juga: Stres Dapat Menyebabkan Rambut Beruban, 4 Pengobatan Rumahan Untuk Mencegahnya
Source | : | Healthline,Verywell Mind |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar