GridHEALTH.id - Haid atau menstruasi adalah periode bulanan yang tentu dilewati oleh setiap wanita.
Saat seorang wanita berada dalam periode haid, seringkali wanita merasakan nyeri dengan intensitas dan gejala yang beragam.
Nyeri saat haid adalah bentuk dari nyeri berdenyut atau kram di perut bagian bawah, biasanya dialami oleh wanita baik sebelum dan selama periode haid.
Penting bagi seorang wanita untuk mulai mengetahui gejala nyeri haid apa saja yang masih tergolong normal atau menjadi tanda dari adanya penyakit tertentu.
Nyeri saat haid yang biasa dialami oleh seorang wanita memiliki gejala lainnya diantaranya:
- Nyeri berdenyut atau kram di perut bagian bawah yang menjadi intens
- Nyeri dimulai sejak satu hingga tiga hari sebelum haid
- Nyeri memuncak 24 jam setelah awal haid dan mereda dalam dua hingga tiga hari
- Nyeri menjalar ke punggung bawah dan paha
Bagi sebagian wanita, selain merasakan nyeri saat haid juga mungkin merasakan gejala lainnya seperti mual dan sakit kepala.
Nyeri saat haid masih dapat dikatakan normal, kecuali nyeri haid yang dirasakan memiliki tanda lain, seperti:
Baca Juga: 6 Tips Jaga Kebersihan Miss V saat Haid, Terhindar dari Infeksi
- Nyeri dan kram sudah mengganggu aktivitas harian pada setiap bulannya
- Gejala yang dialami semakin memburuk
- Nyeri saat haid terasa parah setelah di atas usia 25 tahun
Artinya seorang wanita disarankan untuk segera menemui dokter.
Saat seorang wanita sedang mengalami haid, maka rahim berkontraksi membantu mengeluarkan lapisannya.
Pada proses ini hormon prostaglandin terlibat dalam rasa sakit dan peradangan yang memicu kontraksi otot rahim, sehingga tingkat kadar hormon prostaglandin yang lebih tinggi dikaitkan dengan kram dan nyeri saat haid yang lebih parah.
Nyeri saat haid yang tidak normal bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Endometriosis - Jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim, umumnya tumbuh di saluran tuba, ovarium atau jaringan yang melapisi panggul.
2. Fibroid rahim - Tumbuhnya benjolan non-kanker di dinding rahim, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri.
3. Penyakit radang panggul - Adanya infeksi yang terjadi pada organ reproduksi wanita, umumnya disebabkan oleh bakteri menular seksual.
4. Stenosis serviks - Terjadinya pembukaan serviks yang cukup kecil sehingga menghambat aliran menstruasi.
Baca Juga: 6 Fase Terjadinya Menstruasi, Pahami Supaya Tahu Masa Subur yang Tepat
5. Adenomiosis - Adanya jaringan yang melapisi rahim mulai tumbuh ke dalam dinding otot rahim.
Faktor-faktor inilah yang memiliki risiko terjadinya komplikasi, seperti masalah kesuburan, saluran tuba, risiko telur yang dibuahi tertanam di luar rahim (kehamilan ektopik).
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan seorang wanita untuk meredakan nyeri saat haid dengan baik, yaitu:
1. Olahraga secara teratur
Studi tahun 2015 yang disebutkan dalam Healthline menunjukkan latihan aerobik selama 30 menit dalam tiga kali seminggu, secara signifikan mengurangi kram atau nyeri haid selama delapan minggu.
2. Kompres dengan air hangat
Air hangat dianggap memiliki efektivitas yang sama dengan ibuprofen untuk meredakan nyeri saat haid, caranya bisa dengan meletakkannya di perut bagian bawah untuk meredakannya.
3. Kelola stres
Stres dapat menyebabkan nyeri saat haid, dengan mengelola stres maka nyeri saat haid juga bisa dihindari, caranya adalah dengan latihan pernapasan, yoga, dan lakukanlah hal-hal yang disuka.
4. Berendam atau mandi dengan air panas
Berendam atau mandi air panas dapat membantu menenangkan perut bagian bawah dan punggung, sekaligus memberikan ketenangan untuk mengurangi stres, maka nyeri saat haid pun dapat dikelola dengan baik.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Tanpa Sadar Bikin Siklus Haid Berantakan
Source | : | Healthline,mayoclinic |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar