"Yang kita kerjakan sekarang adalah menurunkan jumlah virus, menekan jumlah virus, menghambat replikasi virus," kata Dr Endah Citraresmi, SpA(K) dalam menjawab pertanyaan dari GridHEALTH.id.
"Obat yang diberikan oleh kita itu menghambat dari berbagai aspek, dari semua aspek itu coba dihentikan oleh obat, tapi kita hanya bisa menekan replikasi itu," lanjut Dr Endah Citraresmi, SpA(K) menjelaskan manfaat pengobatan HIV.
Saat obat dihentikan, hasilnya virus HIV akan bereplikasi dan bertambah banyak.
"Itulah mengapa kalau mau mengobati HIV, prinsip utama adalah gaboleh obatnya tunggal, minimal saat ini adalah yang kita berikan adalah dua atau tiga jenis obat, kemudian harus diberikan terus menerus tiap hari, tidak boleh putus, dan sampai saat ini masih seumur hidup,"
Saat ini, pengobatan HIV sudah ada perkembangan dalam inovasi obatnya, dalam artian pemakaian lebih mudah.
Berdasarkan penjelasan Dr Endah Citraresmi, SpA(K) yang dimaksud dengan pemakaian obat HIV lebih mudah,
"Kalau sebelumnya harus dua kali sehari minimal tiga obat, tiga tablet artinya kan, tapi sekarang sudah bisa kita berikan dalam bentuk satu tablet tunggal yang isinya tiga obat digabung jadi satu dalam satu tablet dan minumnya sehari sekali."
Menurut Dr Endah Citraresmi, SpA(K) dengan cara ini maka kualitas hidup dari penderita HIV pun akan semakin baik.
"Kaya orang hipertensi aja atau kaya orang kencing manis aja, minum obat seumur hidup, tapi dia bisa minum obat itu cuma sehari sekali, tidak repot lagi."
Begitu bermanfaatnya obat dalam pengobatan HIV, berbagai inovasi pun masih terus dilakukan, selain berusaha menemukan vaksin yang sesuai.
Dr Endah Citraresmi, SpA(K) bahkan menyebutkan di luar negeri sedang mencari formula untuk membuat jangka waktu kerja obat HIV lebih lama, seperti disuntikkan satu bulan sekali.
Dengan demikian, meski virus HIV dianggap sebagai salah satu virus paling cerdas, ke depannya penelitian terus dilakukan untuk menemukan pengobatan paling efektif dan mudah. (*)
Source | : | Media Group Interview dengan Satgas HIV IDAI |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar