GridHEALTH.id - Kasus Covid-19 pada anak mengalami peningkatan, sejak diberlakukannya pembelajaran tatap muka (PTM).
Dalam kurun waktu dua bulan Juli hingga Agustus, tercatat adanya kenaikan angka positif Covid-19 anak sekitar 33,81% atau 22.980 kasus.
Jumlah tersebut memberikan kontribusi sekitar 15,15% pada seluruhan kasus Covid-19 secara nasional.
Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 mencatat, rata-rata anak yang terpapar berusia 7-18 tahun.
Waktu penularan Covid-19 di sekolah
Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas - FKUI, Dr. dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid, menyebutkan ada tiga waktu yang berisiko terjadi penularan Covid-19 di sekolah.
Di mana pada situasi tersebut, protokol kesehatan yang dijalankan oleh anak-anak cenderung kendur.
"Ada waktu-waktu tertentu anak rentan longgar protokol kesehatannya. Misalnya jam istirahat atau jam pergi maupun pulang sekolah," kata dokter Asti dalam Talkshow Pengawasan Protokol Kesehatan di Sekolah, Senin (12/9/2022).
Seluruh tenaga pendidik yang ada di sekolah, diharapkan dapat selalu mengingatkan anak agar disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Sekolah bisa membentuk tim khusus yang bertugas untuk mengingatkan para siswa di sekolah tentang pentingnya protokol kesehatan.
Baca Juga: Catat! Efek Samping Vaksin Booster Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca
Selain itu, ada juga cara lain yang bisa dilakukan sebagai upaya meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan pada anak-anak di sekolah.
"Edukasi-edukasi tentang Covid-19 harus terus-menerus digencarkan, baik itu melalui poster-poster, podcast, atau melalui speaker (pengumuman) di sekolah untuk mengingatkan secara berkala protokol kesehatan," jelas dokter Retno.
Tes Covid-19 rutin dilakukan saat musim pancaroba
Penularan Covid-19 dapat terjadi melalui dua cara, langsung dan tidak langsung. Secara langsung yakni melalui droplet yang terbang saat berbicara.
Sedangkan penularan tidak langsung bisa terjadi ketika anak menyentuh permukaan yang sudah terkontaminasi oleh virus.
Pada musim pancaroba atau peralihan musim ini, anak-anak rentan mengalami gangguan saluran pernapasan.
Dokter Retno mengingatkan, apabila si kecil mengalami batuk, pilek, dan demam, jangan ragu untuk tes Covid-19.
"Pada anak-anak ini, gejalanya (Covid-19) ringan dan malah kebanyakan tidak mengalami gejala atau OTG," ujarnya.
Sehingga seringkali sulit untuk mengetahui apakah anak terinfeksk Covid-19 atau tidak.
"Oleh karena itu, memang penting bagi orangtua untuk proaktif," tuturnya.
Tes Covid-19 penting dilakukan, jadi apabila anak memang terinfeksi maka bisa dilakukan tracing untuk memutus rantai penularan.
"Misalkan tidak positif Covid-19 kan kita bisa mengatasinya dengan istirahat. Kalau misalnya positif, langsung melakukan pelaporan ke sekolah untuk tracing," pungkasnya.
Perlu diingat, paparan Covid-19 pada anak tidak hanya berasal dari sekolah saat melakukan pembelajaran tatap muka (PTM), tapi bisa dari anggota keluarga juga.
Oleh karena itu, protokol kesehatan tetap perlu diterapkan dan ketika menjemput anak sekolah, disarankan untuk langsung pulang. (*)
Baca Juga: Vaksin Hirup Covid-19 yang Sudah Dapat Izin WHO, Resmi Digunakan oleh Dua Negara Ini
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar