- Disfungsi ereksi (DE). DE dan penyakit jantung memiliki gejala yang serupa. Jika kita atau pasangan mengalami disfungsi ereksi, temui dokter atau penyedia lain untuk memeriksa penyakit jantung.
- Mengorok. Sleep apnea bisa menjadi penyebab utama penyakit jantung. Oksigen yang terputus selama sleep apnea juga telah dikaitkan dengan gagal jantung, stroke, aritmia jantung, dan tekanan darah tinggi.
- Hot flush. Jika kita mengalami hot flush (yang biasanya meningkat frekuensinya di malam hari) dan seorang wanita di bawah 45 tahun, kita memiliki peningkatan risiko penyakit jantung.
The American Heart Association menunjukkan bahwa mungkin aman untuk berhubungan seks jika penyakit kardiovaskular telah stabil.
Secara umum, disarankan bahwa jika kita dapat berolahraga sampai mengeluarkan keringat ringan tanpa gejala yang muncul, kita tentunya aman untuk melakukan aktivitas seksual.
Sebelum melanjutkan aktivitas seksual,kita harus menjalani pemeriksaan menyeluruh termasuk tes stres. Hasil tes akan memberi kita indikasi tentang apa yang dapat kita tangani secara fisik sehubungan dengan seks dan aktivitas lainnya.
Baca Juga: Jangan Menggunting Kutil, Bisa Berbahaya, Atasi Dengan Obat Kutil Rumahan
Baca Juga: Titik Pijat Pada Wajah Dengan Teknik Gua Sha Untuk Menangani Masalah Kulit, Simak Selengkapnya!
Seksualitas dapat menjadi penting untuk kesehatan dan kualitas hidup kita. Jika menunjukkan tanda-tanda penyakit jantung, kita perlu diperiksa oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya.
Setelah diagnosis selesai dan pilihan pengobatan telah ditentukan, tanyakan dokter apakah aman bagi kita untuk berpartisipasi dalam aktivitas seksual.
Setelah serangan jantung atau operasi, tanyakan dokter berapa lama harus menunggu sebelum melanjutkan aktivitas seksual. (*)
Source | : | American Heart Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar