GridHEALTH.id - Meski tidak semua nyeri dada saat berhubungan seks akan didiagnosis sebagai masalah serius, namun nyeri tersebut bisa menjadi tanda penyakit jantung koroner (PJK), seperti angina (berkurangnya aliran darah ke jantung).
Aktivitas aerobik meningkatkan pernapasan dan detak jantung dan sama seperti berjalan, berlari, bersepeda, dan berenang, seks adalah aktivitas aerobik. Segala bentuk aktivitas aerobik, termasuk seks, dapat memicu angina.
Menurut sebuah studi 2012, hubungan seksual penis-vagina meningkatkan kebutuhan jantung akan oksigen dan meningkatkan detak jantung dan tekanan darah ke tingkat yang sebanding dengan menaiki dua tangga.
Tingkat tertinggi adalah 10 sampai 15 detik sebelum mencapai orgasme.
Sebuah artikel tahun 2002 menunjukkan bahwa tidak mungkin tidak mengalami angina saat berhubungan seks jikakita tidak mengalami angina selama aktivitas fisik lainnya.
Jika saya merasa nyeri dada haruskah saya berhenti? Kita harus menghentikan aktivitas berat apa pun, termasuk seks, jika mengalami sakit dada, detak jantung tidak teratur dan sesak napas.
Langkah kita selanjutnya adalah mengunjungi dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya untuk diagnosis.
Seks dan risiko serangan jantung
Sama seperti risiko yang terkait dengan aktivitas aerobik serupa, menurut sebuah studi 2011, risiko serangan jantung selama, atau dalam satu atau dua jam pertama setelah berhubungan seks, sangat kecil.
Sebagai contoh, faktanya adalah sebagai berikut;
- Untuk setiap 10.000 orang yang berhubungan seks seminggu sekali, hanya 2 hingga 3 yang akan mengalami serangan jantung. Ini adalah tingkat yang sama seolah-olah mereka telah melakukan aktivitas fisik tambahan selama satu jam.
- Angina koitus, yang terjadi selama atau segera setelah aktivitas seksual, mewakili kurang dari 5% dari semua serangan angina, menurut artikel 2003 di American Heart Association.
Baca Juga: Konsumsi Makanan Sehat, Pilihan Makanan Bagi Penyandang Jantung Bengkak
Baca Juga: Pemain Mobile Legend Kini Bisa Ikut Asuransi Carpal Tunnel Syndrome
- Adapun risiko kematian saat berhubungan seks, itu sangat jarang. Tingkat kematian mendadak saat berhubungan seks adalah 0,6 hingga 1,7%.
Pria mewakili 82 hingga 93% dari sejumlah kecil kematian yang terjadi saat berhubungan seks.
Penyakit jantung di kamar tidur
Privasi kamar tidur adalah tempat yang baik untuk mengawasi tanda-tanda penyakit jantung, penyebab utama kematian bagi wanita dan pria.
Indikator yang harus diperhatikan antara lain:
- Sakit dada. Jika kita tidak aktif secara fisik, aktivitas fisik seks bisa menjadi indikasi pertama kita tentang potensi masalah jantung.
- Disfungsi ereksi (DE). DE dan penyakit jantung memiliki gejala yang serupa. Jika kita atau pasangan mengalami disfungsi ereksi, temui dokter atau penyedia lain untuk memeriksa penyakit jantung.
- Mengorok. Sleep apnea bisa menjadi penyebab utama penyakit jantung. Oksigen yang terputus selama sleep apnea juga telah dikaitkan dengan gagal jantung, stroke, aritmia jantung, dan tekanan darah tinggi.
- Hot flush. Jika kita mengalami hot flush (yang biasanya meningkat frekuensinya di malam hari) dan seorang wanita di bawah 45 tahun, kita memiliki peningkatan risiko penyakit jantung.
The American Heart Association menunjukkan bahwa mungkin aman untuk berhubungan seks jika penyakit kardiovaskular telah stabil.
Secara umum, disarankan bahwa jika kita dapat berolahraga sampai mengeluarkan keringat ringan tanpa gejala yang muncul, kita tentunya aman untuk melakukan aktivitas seksual.
Sebelum melanjutkan aktivitas seksual,kita harus menjalani pemeriksaan menyeluruh termasuk tes stres. Hasil tes akan memberi kita indikasi tentang apa yang dapat kita tangani secara fisik sehubungan dengan seks dan aktivitas lainnya.
Baca Juga: Jangan Menggunting Kutil, Bisa Berbahaya, Atasi Dengan Obat Kutil Rumahan
Baca Juga: Titik Pijat Pada Wajah Dengan Teknik Gua Sha Untuk Menangani Masalah Kulit, Simak Selengkapnya!
Seksualitas dapat menjadi penting untuk kesehatan dan kualitas hidup kita. Jika menunjukkan tanda-tanda penyakit jantung, kita perlu diperiksa oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya.
Setelah diagnosis selesai dan pilihan pengobatan telah ditentukan, tanyakan dokter apakah aman bagi kita untuk berpartisipasi dalam aktivitas seksual.
Setelah serangan jantung atau operasi, tanyakan dokter berapa lama harus menunggu sebelum melanjutkan aktivitas seksual. (*)
Source | : | American Heart Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar