Padahal, antibodi terhadap Covid-19 mengalami penurunan enam bulan setelah pemberian dosis pertama. Sehingga vaksin booster dibutuhkan, sebelum imunitas menurun.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, pada Jumat (16/9/2022), dalam konfrensi pers Kemenkes menyebutkan bahwa saat ini hanya ada tiga provinsi di Indonesia yang cakupan vaksin boosternya sudah lebih dari 50% capaian vaksin booster-nya.
Di antaranya yaitu Provinsi Bali dengan persentase 69,8%, DKI Jakarta sekitar 66,0%, dan Kepualaun Riau 52,1%.
Menurutnya, program kemenkes mengejar target pemberian vaksin booster merupakan langkah yang tepat untuk mengejar ketertinggalan wilayah lain.
Kemenkes kejar warga yang belum divaksin
Program kemenkes ini menyasar warga masyarakat yang sudah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama dan kedua, tapi belum menjalankan vaksin booster.
Pemberian vaksin booster sudah bisa dilakukan dengan jarak tiga bulan setelah menerima vaksin Covid-19 dosis kedua.
Berbeda dengan pemberian vaksin booster biasanya, dalam program kemenkes yang baru, nantinya petugas vaksinasi akan datang ke masyarakat.
“Jemput bola ini untuk memudahkan sasaran yang kesulitan mengakses layanan vaksinasi Covid-19. Caranya dengan mendatangi rumah-ruamh, pasar, maupun tempat publik lainnya,” ujarnya.
“Jadi kita kejar, tidak menunggu mereka datang ke puskesmas atau pusat-pusat layanan vaksinasi, tapi kita jemput bola,” pungkasnya.
Jenis vaksin Covid-19 yang digunakan untuk vaksin booster akan disesuaikan dengan vaksinasi dosis primer. (*)
Baca Juga: Demam Tinggi Setelah Vaksin Booster, Perlu Langsung Periksa ke Dokter?
Source | : | YouTube,ANTARA News |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar