"Pasien sering menggambarkannya sebagai nyeri dada terberat yang pernah diderita seumur hidup," kata dr. Siska S. Danny, SpJP(K) dalam Konferensi Pers Virtual Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) pada Kamis (22/09/2022).
Jika merasakan hal ini, segera periksakan ke dokter agar memiliki kemungkinan hidup lebih tinggi.
"Tidak semua nyeri dada adalah serangan jantung, tapi karena nyeri dada selalu ada potensi serangan jantung, makanya kalau ada nyeri dada, biasanya kita (dokter) sarankan untuk segera diperiksakan saja," sambung dr. Siska S. Danny, SpJP(K).
Faktor Risiko Serangan Jantung
Jika melihat dari hasil pencatatan di Indonesia ACS Registry, ada beberapa faktor risiko yang dapat diamati dari penderita jantung koroner.
Data ini diambil dari tahun 2018-2019, dengan melibatkan pasien jantung koroner di sembilan provinsi.
Hasilnya dapat digolongkan menjadi, pasien jantung koroner atau serangan jantung di Indonesia adalah:
- Lebih banyak pria yang terkena STEMI (serangan jantung klasik dan akut, yaitu ada sumbatan total di pembuluh darah), sekitar 83,5%.
- Perempuan lebih sedikit terkena STEMI, namun angka kematian dua kali lipat lebih besar.
- Rata-rata usia 55-60 tahun dan mulai banyak anak muda, sekitar usia 25 tahun.
- Sekitar 65% adalah perokok, 51% adalah penderita hipertensi, dan 27% adalah pengidap diabetes.
Baca Juga: Gejala Gagal Jantung Sering Tidak Disadari, Salah Satunya Lingkar Pinggang Bertambah
Source | : | Konferensi Pers Virtual PERKI |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar