GridHEALTH.id - Masyarakat kembali diingatkan untuk memerhatikan kebiasaan minum minuman kekinian dan penyakit yang mengintai dari konsumsi berlebih.
Dengan adanya isu terhangat tentang pelanggan dan salah satu merk minuman kekinian, diharapkan kesadaran akan konsumsi gula berlebih pun kembali digaungkan.
Situasi ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan seputar konsumsi gula, termasuk jumlah gula yang terdapat dalam minuman kekinian.
Simak ulasannya berikut ini.
Tim GridHEALTH.id pun membahas lebih jauh seputar konsumsi gula dalam minuman kekinian di masyarakat bersama dengan dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dari Siloam Hospitals TB Simatupang, yang seringkali juga membagikan edukasi di akun instagramnya @christopher_andrian.
Produsen Tidak Menyertakan Komposisi Gula
Pertama, membahas mengenai jumlah gula dalam minuman kekinian, maka semua kembali pada jumlah penggunaan setiap produsen.
"Memang kandungan gula itu setiap produk berbeda-beda kadarnya, mereka tidak menyertakannya untuk komposisinya berapa gram buat informasi, tapi yang pasti kalau misalnya kita lihat dari banyaknya minuman-minuman yang seperti itu, yang dasarnya semua mayoritas itu manis, ya itu mereka pasti menggunakan tinggi gula," kata dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK menjelaskan.
"Terlepas kalau mereka ada yang menggunakan pemanis buatan, pemanis pengganti, ya itu adalah pengganti gula yang lebih sehat, tapi banyak yang masih menggunakan sukrosa atau glukosa yang cukup tinggi di minuman itu," lanjutnya.
dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK juga menyebutkan gula yang digunakan dalam minuman kekinian umumnya adalah sukrosa atau sekarang yang sedang tren adalah fruktosa.
"Macam-macam ya, yang paling sering itu mereka (produsen) gunakan gula cair, gula cair ada yang bentuknya sukrosa, jadi kaya gula pasir yang dicairkan, atau bisa juga adanya, glukosa dan fruktosa (gula buah), itu harus hati-hati juga, bentuknya berupa sirup-sirup cair."
Sebagai informasi, konsumsi gula harian yang direkomendasikan oleh dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK adalah maksimal 50 gram gula atau setara dengan tiga sendok makan.
"Gula 50 gram dalam satu kali minuman sudah berlebihan sebenarnya, karena kebutuhan harian kita, itu kita harus batasin, cuma boleh gula itu atau dalam bentuk sukrosa, gula pasir, itu cuma boleh 50 gram per harinya,"
"Nah harus hati-hati kalau kita sudah menghabiskan gula itu dalam minuman satu gelas, berarti kan makanan-makanan lain kita ga dapet jatah kan, hati-hati tuh, misalnya kita makan apa, roti cokelat, makan martabak, pisang goreng, biskuit,"
"Mayoritas itu dalam satu gelas, kalau kita menggunakan 50 gram gula aja, itu manisnya udah manis banget, coba bayangin deh satu gelas 250 ml kita kasih tiga sendok makan gula pasir misalnya, itu rasanya kaya apa," ucap dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK.
Tren Konsumsi Gula Berlebih di Masyrakat
Berdasarkan yang disampaikan oleh dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK disebutkan bahwa pada dasarnya konsumsi gula berlebih ini sudah menjadi tren tidak hanya saat ini, "Jadi sebenernya kalau minuman-minuman yang tinggi gula itu, ga dari sekarang-sekarang ini, sudah lama dengan minuman-minuman manis ini, dulu mungkin banyaknya di kemasan botol-botolan."
Tidak heran jika timbul masalah baru, yaitu obesitas di kalangan masyarakat, "50 gram itu untuk satu hari lho, bukan untuk satu kali minum," kata dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK menegaskan.
"Makanya sekarang tren orang-orang, itu banyak sekali yang obesitas ya, gemuk, kenapa? Karena ya banyak mulai berjamuran tuh orang yang jualan minuman-minuman atau makanan-makanan yang tinggi gula tadi," sambungnya.
Saat minuman kekinian sudah menjadi tren, banyak dari masyarakat yang mengonsumsi minuman kekinian ini hingga lebih dari satu kali dalam sehari, inilah yang perlu diperhatikan karena akan melebihi indeks harian.
Tanda Konsumsi Gula Berlebih
Konsumsi gula berlebih tidak terlepas dari efek jangka panjang hasil manifestasi dari kebiasaan ini, dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK mengatakan, "Dalam satu hari kalau kita mengonsumsi karbohidrat atau gula lebih dari 50 gram, itu akan meningkatkan risiko terjadinya diabetes, obesitas, dan kolesterol."
Baca Juga: Ramai Somasi Es Teh, Benarkah 3kg Gula Bisa Sebabkan Kekeliruan Informasi?
Selain efek jangka panjang, ternyata efek domino konsumsi gula berlebih juga mengintai seseorang.
Berikut ini daftar penyakit yang mengintai saat seseorang konsumsi gula berlebih:
1. Diabetes
2. Obesitas
3. Kolesterol
Dari penyakit-penyakit ini akan timbul efek domino lanjutan akibat kebiasaan konsumsi gula berlebih dari minuman kekinian.
Seperti konsumsi fruktosa berlebih, akan berpotensi untuk menyebabkan efek jangka panjang, seperti meningkatkan risiko asam urat, meningkatkan trigliserida (salah satu jenis lemak) tinggi, meningkatkan obesitas hingga faktor peradangan, kata dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK.
Efek konsumsi gula berlebih juga dapat dilihat dari peningkatan berat badan, gula darah naik yang berisiko pada diabetes dan penyakit lainnya.
Paling jelas terlihat saat gula darah naik dan seseorang terkena diabetes akan muncul di kulit yang disebut dengan acanthosis nigricans, kondisi ini adalah kondisi saat kulit terbentuk lipatan garis berwarna hitam dan biasanya muncul di ketiak, leher, selangkangan, akibat kadar gula tinggi.
Selain itu, seseorang yang terkena diabetes juga akan mudah dikenali dari tanda klasik mulai dari kebiasaan ingin buang air kecil, selalu merasa lapar dan haus.
Maka, perlu diingat, sebagai konsumen mulailah untuk membiasakan diri mencermati dan membaca komposisi dalam kemasan suatu produk, kemudian bijaklah dalam memilih. (*)
Source | : | Wawancara dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar