GridHEALTH.id - Dari berbagai penelitian, penyebab penyakit ginjal pada anak terbanyak adalah dari kelainan bawaan. Selain kelainan bawaan, peradangan pada ginjal atau glomerulonephritis, infeksi dan autoimun menjadi salah satu penyebabnya penyakit ginjal apada anak.
“Pada tahap awal, penyakit ginjal pada anak sering kali tidak menunjukkan gejala sehingga terkadang bisa terlewat dan baru diketahui pada usia remaja.
Gejala baru mulai timbul ketika fungsi ginjal sudah mulai menurun atau rusak. Ketika ginjalnya sudah mengalami gangguan, anak dapat menunjukkan beberapa gejala antara lain, timbulnya keluhan bengkak di bagian wajah, tangan dan kaki, sering merasa kelelahan dan tampak pucat/anemia serta demam yang disebabkan dari infeksi ginjal” tutur dr. Ina Zarlina, Sp.A(K) dari RSAB Harapan Kita dikutip dari situs RSAB Harapan Kita.
Penyakit ginjal yang kronis akan memberikan dampak pada tumbuh kembang anak, dikarenakan pasien pada penyakit ginjal biasanya mengalami gejala anemia.
Keadaan anemia kronis ini akan mempengaruhi pertumbuhan seperti salah satunya anak akan terlihat lebih pendek dari anak-anak sebayanya serta adanya keterlamabatan dari tanda-tanda seks.
Pada keaadan ini juga dapat terjadi perburukan gizi, biasanya asam di tubuh meningkat dan menggangu penyerapan nutrisi seperti tidak napsu makan, sehingga mempengaruhi tumbuh kembang dan kecerdasan anak.
Jika anak terkena penyakit ginjal, maka tubuh anak akan mengalami kebengkakan. Dikarenakan protein yang diserap dari makanan sehari-hari akan hilang/lost di urine, hal ini disebabkan sawar pada ginjal mengalami kebocoran karena adanya proses peradangan atau proses autoimun.
Akibatnya tubuh akan bengkak karena protein albumin itu adalah salah satu zat yang mengatur konsentrasi kekentalan darah dan otomatis cairan akan keluar ke tubuh dan tubuh anak akan menjadi bengkak.
Ginjal merupakan bagian dari saluran kemih yang memiliki fungsi utama menyaring kotoran dan darah untuk dibuang melalui urine. Ada beberapa tes sederhana yang bisa dilakukan untuk mengecek kondisi ginjal.
Selain dengan pemeriksaan tekanan darah, perubahan warna urine juga menjadi salah satu tanda penyakit ginjal kronik atau gagal ginjal.
“Apabila warna urine keruh berarti tanda kurang cairan, namun ketika ginjal bermasalah atau tidak bisa berfungsi dengan baik, akan terjadi peningkatan konsentrasi dan akumulasi zat dalam urine yang menyebabkan warna urine menjadi lebih gelap, seperti cokelat, merah atau ungu” ucap dr. Ina Zarlina, Sp.A(K).
Penanganan penyakit ginjal pada anak tergantung pada penyebabnya. Misalnya, penyakit ginjal yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi harus diatasi dengan menurunkan tekanan darah.
Baca Juga: Gejala dan Penyebab Penyakit Ginjal Pada Anak, Benarkah Karena Kurang Minum?
Baca Juga: Cara Menghilangkan Kaki Pecah-pecah Dengan Garam, Enggak Pakai Mahal!
Jika disebabkan oleh infeksi, maka dokter akan mengatasi infeksi yang menyebabkan penyakit ginjal dengan obat antibotik.
Penyakit ginjal yang disebabkan oleh cacat bawaan lahir, akan disarankan dengan langkah operasi untuk memperbaiki bagian ginjal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik.
Jika anak sudah mengalami gagal ginjal, penanganan yang akan diberikan yaitu meliputi obat-obatan dan diet khusus untuk penyakit ginjal, cuci darah, transfusi darah (jika gagal ginjal sudah menyebabkan anemia) dan transplantasi ginjal.
Pilihan metode penanganan penyakit ginjal pada anak akan disesuaikan dengan penyebab dan seberapa parah kondisi anak saat dirawat “papar dr. Ina”.
Dengan memahami faktor risiko dan mengenali gejala penyakit ginjal pada anak, maka penyakit ini bisa segera diperiksakan ke dokter dan diobati secepatnya. Jika anak mendapatkan pengobatan sejak dini, maka komplikasi dapat dicegah dan tumbuh kembang anak bisa tetap berjalan dengan baik.
Lalu bisakah karena kurang minum anak menderita penyakit ginjal? Harap diketahui, sekitar 60-70% dari berat badan terdiri dari air, dan setiap bagian tubuh membutuhkannya untuk berfungsi dengan baik.
Dehidrasi terjadi ketika kita kehilangan jumlah kelebihan air tubuh yang penting ini. Kehilangan air ini dapat terjadi karena diare, muntah, berkeringat, atau kehilangan ekstra dalam urin Anda, seperti diabetes yang tidak terkontrol.
Air membantu membuang limbah dari darah dalam bentuk urin. Air juga membantu menjaga pembuluh darah tetap terbuka sehingga darah dengan nutrisi penting dapat mengalir dengan bebas ke ginjal.
Tetapi jika mengalami dehidrasi, maka lebih sulit bagi sistem pengiriman ini untuk bekerja. Dehidrasi ringan dapat membuat anak merasa lelah, dan juga dapat mengganggu fungsi normal tubuh.
Dehidrasi parah dapat menyebabkan kerusakan ginjal, jadi penting untuk minum cukup saat kita bekerja atau berolahraga sangat keras, dan terutama dalam cuaca hangat dan lembab. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi yang sering, meskipun ringan, dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen.
Dehidrasi dapat menyebabkan penumpukan limbah dan asam dalam tubuh, dan dapat menyumbat ginjal dengan protein otot (mioglobin). Semua hal ini dapat melukai ginjal.
Dehidrasi juga dapat berkontribusi pada pembentukan batu ginjal dan infeksi saluran kemih, yang keduanya dapat menyebabkan kerusakan ginjal jika tidak ditangani dengan cepat.
Baca Juga: Cara Mengenali Gejala Awal Kanker Payudara, Serta Mencegahnya
Baca Juga: Aman dari Hipertensi, Berikut Tekanan Darah Normal Lansia Usia 70 Tahun
Batu ginjal lebih mudah terbentuk jika memiliki cukup air untuk mencegah kristal pembentuk batu saling menempel.
Air membantu melarutkan antibiotik yang digunakan untuk infeksi saluran kemih, sehingga membuatnya lebih efektif. Air juga membantu kita membuat lebih banyak urin untuk mengeluarkan kuman.
Kita bisa mendapatkan gambaran kasar tentang seberapa baik kita terhidrasi dengan melihat urin. Jika warnanya kuning sangat gelap, itu mungkin berarti kita membutuhkan lebih banyak air.
Tetapi jika selalu sangat gelap, maka kita harus membawa anak ke dokter untuk melihat apakah ada gangguan pada ginjal. (*)
Source | : | parent.com,Kidney Research UK,RSAB Harapan Kita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar