Baca Juga: 7 Tips Perawatan Mata Untuk Penyandang Diabetes Agar Terhindar Dari Gangguan Penglihatan
Baca Juga: Mengenal Klasifikasi Hipertensi, Dampak Risikonya Serta Pencegahan
Kemudian diagnosis DME ditegakkan setelah ditemukan adanya penurunan tajam penglihatan, gambaran khas pada makula dengan pemeriksaan funduskopi dan adanya penebalan makula yang disertai dengan ditemukannya gambaran penebalan makula pada Optical Coherence Tomography (OCT),” kata dr. Dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata
Konsultan dalam virtual media conference World Sight Day 2022 : Waspadai Risiko Kebutaan pada Pasien Diabetik Makular Edema yang diadakan oleh Bayer di Jakarta (11/10/2022).
Pada kesempatan sama, Dr. dr. Elvioza, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata Konsultan menyatakan, perlu tatalaksana yang tepat untuk DME.
“Penanganan terapi DME dapat difokuskan menjadi 2, yaitu kontrol faktor sistemik dan memberikan terapi okuler. Kontrol faktor sistemik bertujuan untuk mencegah retinopati dan progresivitas penyakit dengan cara mengontrol gula darah, tekanan darah dan kadar lemak darah.
Sedangkan terapi okuler bertujuan untuk mencegah kehilangan penglihatan dan memperbaiki penglihatan dengan cara terapi anti-VEGF, terapi laser dan steroid,” tutur Dr. Elvioza.
Hanya saja, tambahnya, memang masih banyak tantangan dalam menangani DME selama
ini.
Beberapa di antaranya terkait dengan ketiadaan dorongan untuk melakukan skrining
secara dini, biaya terapi yang cukup tinggi, kurang optimalnya komunikasi dari penyedia
layanan kesehatan dan pasien tentang biaya dan manfaat obat, serta yang juga masih
menjadi tantangan besar adalah kerap kali pasien tidak patuh untuk melakukan kontrol dan
pengobatan.
“Saat ini pengobatan untuk DME sudah berkembang dan inovatif. Pada penelitian Protocol T
yang dilakukan oleh DRCR.net (Diabetic Retinopathy Clinical Research Network), menunjukkan bahwa ketiga anti-VEGF (Aflibercept, Ranibizumab dan Bevacizumab) menunjukkan efikasi yang sama baiknya pada pasien dengan penurunan penglihatan tidak terlalu berat. Namun, pada pasien dengan kondisi berat, Aflibercept menunjukkan efikasi yang lebih baik,” jelas Dr. Elvioza.
Baca Juga: Pria Suka Vagina yang Sehat dan 'Mengigit', Begini Cara Mendapatkannya
Baca Juga: Punya Hipertensi? Coba Obat Alami yang Ampuh Ini Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
"Maka dari itu,diharapkan ke depannya masyarakat, khususnya pasien DME, lebih memiliki kesadaran untuk patuh melakukan pengobatan DME,” tutupnya. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar