GridHEALTH.id - Obat sirup kini menjadi sorotan tajam banyak pihak karena maraknya kasus gagal ginjal akut misterius di Indonesia.
Dari banyak pemberitaan kini sudah ada 99 kasus gagal ginjal akut di Indonesia.
Adanya kecurigaan obat sirup dengan kasus gagal ginjal akut pada beberapa pasien di Indonesia telah dibuktikan oleh BPOM juga Kementerian Kesehatan.
Diketahui, di rumah pasien anak yangmengalami gagal ginjal akut ditemukan obat sirup berbahaya.
Mengenai temukan obat sirup berbahaya di rumah pasien anak yang dimaksud bisa di klik di SINI.
tapi ada kasus yang tidak bisa mengenai gagal ginjal akut pada anak yang terjadi di Jawa Tengah.
Seorang bayi meninggal dunia di Kapanewon Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta karena gagal ginjal akut misterius.
Tapi bayi malang usia 7 bulan tersebut tidak pernah mengonsumsi obat.
Selama hidupnya hanya mengonsumsi ASI dan MPASI.
Menurut cerita dari ayah bayi berinisial ET tersebut, Yusuf Maulana (44), bayinya yang usianya baru 7 bulan lebih 2 hari pada 25 September 2022 lalu, adalah anak kelima yang lahir normal 23 Februari 2022, wafat 25 September 2022.
Bayinya itu sudah vaksin sesuai arahan, grafik pada tabel Kartu Menuju Sehat (KMS) pun selama ini juga baik, dan tidak pernah ada riwayat sakit.
Baca Juga: 29 Obat Sirup Ditarik dari Peredaran, Kemenkes Berikan Klarifikasi
Selama hidupnya sebelum jatuh sakit parah dan akhirnya meninggal dunia dengan diagnosis gangguan ginjal akut, bayinya itu hanya mengkonsumsi ASI dan makanan pendamping asi (MPASI) di bulan September.
MPASI nya yang instan yang sering dan banyak digunakan oleh orangtua lain untuk bayinya, pun hasil buatan sendiri.
Tapi entah mengapa pada 17 September 2022 lalu ET demam.
Diketahui juga air seni anaknya mulai sedikit. Saat itu kedua orangtunya hany aberpikiran karena produksi ASI ibu sedang tak terlalu banyak.
"Belum ada gejala kejang yang panjang. Jadi, kami anggap ini deman biasa tertular sama kakak-kakaknya," papar Yusuf.
Tapi sehari setelahnya, ET mulai kejang, meningkat pada 18 September 2022 lalu. Saatitu pun masih mau MPASI.
19 September 2022 kejang semakin panjang, MPASI tetap lahap.
Karena kondisi itu, Yusuf berkesimpulan bayinya dehidrasi. Karenanya dia memberikan susu formula (sufor) untuk pertama kali pada ET pada saat itu.
"Anak kami hanya mencret hari Senin jam 3 sore kali pertama dikasih sufor," kata dia.
Di hari yang sama, Yusuf membawa ET ke klinik di Sedayu.
Menurut petugas klinik, harus di bawa ke rumah skait. Jadi dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, karena jaraknya relatif dekat.
Di sana menurut dokter fungsi paru-paru ET menurun.
Lalu disarankan ke RSUP dr Sardjito,
Di sana PICU antre, ET dibawa ke PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Di sana ET dirawat di inkubator.
Lalu 20 September 2022 ET dibawa ke RSUP Dr Sardjito. Saat itu kondisi ET semakin menurun, dan ternyata sejumlah organ sudah menurun fungsinya.
"Anak saya paru dulu, tapi sisanya kena semua, liver, saraf, dan pastinya ginjal.
Dokter lumayan kooperatif saat menangani anak saya.
Dokternya ada dokter saraf, dokter organ dalam, dokter anak," kata Yusuf.
Menurut Yusuf saat itu tubuh mungil ET dipasang sejumlah alat bantu, dan sang anak sudah tidak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal dunia pada 25 September 2022.
Rumah sakit mendiagnosa penyakitnya adalah acute kidney injury (AKI) atau gagal ginjal akut.
Setelah ET meninggal, pihak rumah sakit mentracing penyakit keluarganya.
Tidak ada riwayat Covid-19, dan tidak mengkonsumsi sirup paracetamol.
Baca Juga: Orangtua Wajib Waspada, Kemenkes Catat Pasien Gagal Ginjal Akut Misterius yang Mencapai 206 Kasus
"Ibunya saja yang kalau dikaitkan parasetamolnya berupa tablet.
Itu pun juga sebelum tanggal 16 September.
Obat-obatan tidak pernah.
Riwayat keluarga besar kami alhamdulillah bagus tidak ada penyakit ginjal dan sebagainya.
Dan dokter menyatakan secara fair ini misterius," kata dia.(*)
Baca Juga: Tangani Gangguan Ginjal Akut Misterius, RSCM Pakai Obat dari Singapura
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bayi di Bantul Meninggal karena Gagal Ginjal Akut Misterius, Ini Cerita dari Sang Ayah"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar