Namun, pada orang dengan prediabetes dan risiko tinggi,jika setelah 3 hingga 6 bulan melakukan intervensi gaya hidup dan/atau memperbaiki toleransi glukosa belum berhasil untuk mencapai penurunan berat badan yang diinginkan.
Maka bisa dikombinasikan dengan intervensi farmakoterapi atau pemberian obat seperti dengan kandungan zat aktif metformin layak dipertimbangkan sebagaiterapi obat lini pertama dalam strategi pencegahan prediabetes dan diabetes.
Selain itu, studi penting oleh Kelompok Penelitian Program Pencegahan Diabetes (DPP) juga telah menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup dan intervensi medis dapat mengurangi kejadian diabetes pada orang yang berisiko tinggi penyakit ini dan manfaat ini telah dikonfirmasi dalam studi jangka panjang selama 10 tahun dan 15 tahun, , ”jelas Prof. Pradana Soewondo.
Sejak ditemukan 100 tahun lalu pada tahun 1922 oleh Emil Alphonse Werner dan James Bell, metformin telah banyak memberikan manfaat pengobatan untuk mengontrol kadar gula darah tinggi pada pasien prediabetes dan diabetes.
Selain itu, selama pencapaian satu abad ini, metformin telah memiliki basis bukti terkuat dan menunjukkan keamanan jangka panjang sebagai terapi farmakologis untuk pencegahan diabetes.
Baca Juga: Pengobatan Rumahan Untuk Usir Ketombe Agar Dapatkan Rambut Sehat
Baca Juga: 6 Cara Mencegah Stroke dan Faktor Risiko yang Penting Diketahui
Maka dari itu, intervensi farmakologis diperlukan sedini mungkin pada saat pasien dinyatakan dalam kondisi prediabetes dan dapat diberikan sebagai pendamping dari intervensi perubahan gaya hidup. ,
Evie Yulin, Presiden Direktur PT Merck Tbk,mengatakan, “Merck memiliki komitmen untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat terutama bagi penderita prediabetes dan diabetes.
Melihat pentingnya deteksi dini sebagai upaya pencegahan, Merck menyediakan platform penilaian risiko prediabetes secara online melalui www.cekprediabetes.com yang telah berhasil menjangkau pasien dengan risiko tinggi dan lebih dari 174 ribu orang telah melakukan penilaian risiko prediabetes.”
Merck juga telah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan,salah satunya dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk melakukan edukasi yang dapat mendorong perubahan gaya hidup bagi para karyawanuntuk memitigasi risiko diabetes. (*)
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar