Baca Juga: Simak Cara Efektif Menurunkan Kadar Kolesterol dengan Bahan Alami
Oleh sebab itu, menurut Zainal, makanan kaleng justru lebih memiliki potensi lebih besar dibandingkan galon air minum.
“Makanan kaleng itu dia bisa tahan banting punya kekuatan yang lebih packagingnya ya sehingga lebih tahan lama. Cuma ada kelemahannya korosi atau bisa berkarat kalau kontak dengan minuman, cairan, atau makanan nah untuk mencegah itu maka dilakukan pelapisan agar kalau kontak bukan kalengnya yang kena tapi bahan lain yang kontak,” ujar Akhmad saat ditemui GridHEALTH.id dalam acara Ngobras dengan tema Regulasi Pelabelan Galon: Urgensi Kebutuhan Hidrasi dan Bahaya Diskriminasi, Kamis (17/11/2022) di Area 47 @Menteng, Jakarta.
Untuk diketahui, epoksi itu bahan bakunya adalah bisphenol A (BPA).
ketahuilah, makanan kalemg itu biasanya dibuat tahan lama. Jadi menurut Akhmad, "kalau mau concern sama BPA harusnya prioritas itu (makanan kaleng) dulu, yang dikasih peringatan dibandingkan dengan yang air minum,” jelasnya.
Jadi kalau makanan kaleng tetap aman dikonsumsi karena kandungan BPA yang terdapat di dalamnya, pasti sudah berada di bawah ambang batas.
Baca Juga: Mengenal 4 Kriteria Diabetes Melitus yang Jangan Di sepelekan!
Namun, kalau kasus kaleng tersebut yang rusak sehingga mencegah epoksi yang telah dilapisi, itu tidak boleh dikonsumsi, karena kaleng yang rusak. itu dapat menyebabkan keracunan makanan.
"Kalau packaging rusak bisa memecah atau menyobek lapisan plastik epoksi jadi bisa korosi dan menimbulkan keracunan pada makanan. Kalau kaleng yang penyok atau plastiknya sobek sehingga terjadi korosi di dalamnya itu dilarang dikonsumsi atau dijual,” ujar Akhmad.
Pada galon isi ulang PC yang mengandung BPA, menurut akhmad, pada dasarnya kandung BPA maupun zat kimia lain akibat migrasi itu hal yang wajar terjadi.
Oleh sebab itu, menurutnya, jika ditemukan kandungan BPA pada galon polikarbonat atau jenis galon PET yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol adalah wajar.
Hanya saja, kandungan migrasi zat kimia itu masih berada pada batas wajar sehingga aman dikonsumsi.
Asal tahu saja, “Galon PET mengandung etilen glikol dan dietilen glikol. Dietilen glikol itu 3 kali lebih berbahaya. Kalau galon PC (polikarbonat) mengandung BPA. Risiko sebenarnya dua-duanya ada tapi jauh dibawah batas ambang. Jadi aman,” jelas Zainal.(*)
Baca Juga: Regulasi Pelabelan BPA pada Galon Guna Ulang, Pakar: Masih Terlalu Dini
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar