GridHEALTH.id - Kembali muncul fakta terbaru soal kematian Bruce Lee yang sempat jadi misteri.
Teori penyebab kematian pemain film laga Bruce Lee terungkap melalui penelitian yang dilakukan oleh Clinical Kidney Journal edisi Desember 2022.
Bruce Lee meninggal pada 20 Juli 1973 di Hong Kong dengan penyebab kematian pembengkakan otak.
Bruce Lee adalah aktor bela diri asal Hong Kong yang melegenda.
Namun sayangnya, kematian Bruce Lee ini justru menimbulkan tanda tanya.
Terbaru, penelitian Clinical Kidney Journal mengungkap adanya penyebab kematian Bruce Lee yang lain.
Penelitian itu mengklaim kematian Bruce Lee disebabkan oleh hiponatremia, yaitu ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan kelebihan air.
Para peneliti menegaskan, Bruce Lee memiliki beberapa faktor risiko mengalami hiponatremia.
Faktor itu di antaranya asupan cairan kronis, termasuk alkohol dan penggunaan ganja (yang meningkatkan rasa haus).
Selain itu, penelitian itu juga menyebutkan faktor-faktor yang mungkin mengganggu fungsi ginjal Bruce Lee.
Seperti halnya, obat resep, konsumsi alkohol, dan riwayat cedera pada ginjalnya saat bela diri.
Baca Juga: Perbanyak Air Putih dan Juga Jenis Buah-buahan Ini Untuk Kulit Kering
“Kami berhipotesis bahwa Bruce Lee meninggal karena bentuk khusus dari disfungsi ginjal: ketidakmampuan mengeluarkan cukup air untuk mempertahankan homeostasis air,” tulis para peneliti, sekelompok dokter dari Autonomous University di Madrid.
“Hal ini dapat menyebabkan hiponatremia, edema serebral, dan kematian dalam beberapa jam jika kelebihan asupan air tidak diimbangi dengan ekskresi air dalam urin."
Hiponatremia ini dapat menyebabkan kematian jika penderita mengonsumsi air yang berlebihan, dikutip dari South Morning China Post.
Para peneliti juga menyebutkan pembengkakan otak yang terjadi pada Bruce Lee mungkin disebabkan oleh hiponatremia.
Pembengkakan otak adalah kondisi saat terjadinya kerusakan pada jaringan otak.
Hiponatremia adalah gangguan elektrolit yang terjadi ketika kadar natrium (sodium) dalam darah lebih rendah dari normalnya.
Tidak normalnya kadar natrium ini dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kondisi kesehatan hingga penggunaan obat-obatan tertentu.
Pada hiponatremia, kadar natrium di dalam darah kurang dari yang semestinya.
Hal ini mengakibatkan kadar air dalam tubuh meningkat dan membuat sel-sel tubuh membengkak.
Pembengkakan sel ini dapat menimbulkan beragam gangguan kesehatan, mulai dari sakit kepala hingga penurunan kesadaran.
Baca Juga: Biduran, Sebaiknya Mandi Air Dingin atau Air Hangat? Ini Penjelasannya
Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami hiponatremia:
1. Mengonsumsi terlalu banyak air saat berolahraga cukup berat dan mengeluarkan banyak keringat, misalnya maraton atau melakukan terapi air putih yang salah
2. Berusia lanjut dan sudah sulit berkomunikasi
3. Menggunakan obat diuretik (misalnya karena menderita gagal jantung) atau antidepresan (misalnya akibat depresi berat)
4. Jarang mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung natrium
Dalam banyak kasus, hiponatremia menyebabkan kelebihan air keluar dari aliran darah dan masuk ke sel-sel tubuh, termasuk otak.
Dalam intensitas tinggi, hiponatremia dapat menyebabkan pembengkakan jaringan otak yang berujung pada komplikasi.
Pada hiponatremia kronis, komplikasi yang dapat muncul memang tidak bersifat darurat, tapi tetap tidak bisa disepelekan.
Segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat jika muncul gejala yang parah, seperti mual dan muntah, kebingungan, kejang, atau kehilangan kesadaran.
Lakukan langkah perawatan yang tepat agar sejumlah komplikasi membahayakan tidak dialami.(*)
Baca Juga: Dray Bath Cara Mandi Tanpa Air, bersih, Sehat dan Ramah Lingkungan, Cocok Dikondisi Darurat
Source | : | tribunnews.com,Halodoc.com,Alodokter.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar