Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan.
Mikroba penyebab gejala seperti diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah juga dapat dirasakan saat air isi ulang terkontaminasi bakteri patogen jenis lainnya, seperti shigella.
Semua depot air minum yang ada di Indonesia diharuskan untuk mengikuti persyaratan produksi dan perdagangannya mengikuti aturan dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 651/MPP/Kep/10/2004.
Beberapa jenis air minum yang sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu:
- Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga
- Air yang didistribusikan melalui tangka air
- Air kemasan
- Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat.
Air minum yang baik adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan untuk tidak menyebabkan penyakit, maka harus memenuhi syarat kualitas meliputi persyaratan fisik, kimia, dan bakteriologis. Persyaratan fisik meliputi rasa, bau, warna, temperatur, dan kekeruhan. Hal ini tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 907/MENKES/SK/VII/2002.
Dalam membuat isi ulang untuk air minum, lokasi depot air minum juga harus sangat diperhatikan, seperti tidak terjangkau debu, tidak dekat pembuangan sampah, penumpukan barang bekas, tempat bersembunyinya serangga dan hewan lain, serta harus memiliki sistem saluran pembuangan air yang baik.
Tanggung jawab yang besar harus dilakukan oleh pemiliki depot air dalam memastikan produksi kualitas air minum yang baik, karena sangat berisiko pada kesehatan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga harus berhati-hati dalam memilih air isi ulang, pastikan berasal dari depot terpercaya. (*)
Baca Juga: BPOM Diminta Transparan Prihal Etilen Glikol pada Galon Air Minum PET Sekali Pakai
Source | : | Tribun Manado,Pokja AMPL,ARIKA, Vol. 10, No. 1 |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar