Biasanya para wanita, terutama wanita hamil dan menyusui adalah kelompok orang yang berisiko tinggi mengalami anemia.
Makanya ibu hamil dan menyusui dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan berzat besi tinggi agar pertumbuhan bayi di dalam kandungannya dapat berlangsung optimal.
Tekanan darah rendah dan kurang darah sama-sama menyebabkan kepala pusing kliyengan dan kelelahan.
Namun, tekanan darah rendah lebih mungkin menyebabkan sakit kepala ketimbang anemia. Ciri kurang darah yang khas biasanya cenderung ke pusing dengan sensasi berputar, meski tak menutup kemungkinan sakit kepala mungkin saja terjadi.
Selain dua gejala di atas, berikut ini adalah perbedaan gejala darah rendah dan kurang darah dapat dilihat pada tabel berikut:
Salah mengenali kondisi hipotensi sebagai anemia membuat banyak pengidap hipotensi mengonsumsi zat besi untuk mengatasinya.
Padahal, cara ini tidaklah tepat. Sembarangan mengonsumsi zat besi malah bisa menyebabkan kadar zat besi dalam darah menjadi sangat tinggi, sehingga memicu timbulnya masalah kesehatan lain.
Jadi, bila mengalami gejala, seperti pusing, lemas, dan sempoyongan, cari tahu dulu kondisi apa yang menjadi penyebabnya.
Baca Juga: Penyebab Kaki Kapalan yang Tidak Disadari, Cari Tahu Juga Cara Mengobatinya
Baca Juga: Mengenal Kembali Crohn's Diseas
Bila terbukti anemia, maka dokter mungkin akan memberikan suplemen zat besi atau vitamin B12 serta asam folat, tergantung jenis anemia yang dialami.
Sedangkan bagi yang mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah, kita hanya disarankan untuk beristirahat yang cukup, hindari minuman berkafein dan alkohol, serta konsumsi makanan dalam porsi kecil, tapi sering.
Obat-obatan juga bisa diberikan kepada pengidap hipotensi untuk menambah jumlah darah atau mempersempit arteri agar tekanan darah meningkat.
Itulah perbedaan antara hipotensi dan kurang darah (anemia). (*)
Source | : | Halodoc.com,American Heart Association,GridHEALTH.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar