GridHEALTH.id - Chiki ngebul menjadi viral awalnya bukan karena kasus yang akhir-akhir ini terangkat.
Ciki ngebul memiliki daya tarik tersendiri yang membuat anak-anak dan remaja tertarik untuk mencoba yakni mengeluarkan asap saat dimakan.
Asap yang keluar saat memakan jajanan inilah, yang membuat anak-anak dan remaja gemas dan mengunggahnya di media sosial untuk konten.
Tapi ingatlah, tak semua makanan viral yang dijual baik untuk kesehatan tubuh kita. Ada beberapa makanan viral yang ternyata berbahaya untuk tubuh. Salah satunya ciki ngebul ini.
Ciki ngebul atau ice smoke atau disebut es krim hidrogen ternyata telah memakan korban di Indonesia.
Baca Juga: Chiki Ngebul Makan Korban Puluhan Anak, Luka Bakar hinga Muntah Darah
Tapi sebelum kejadian di Indonesia, Ternyata bahaya makanan viral ni telah muncul sejak tahun 2018 lalu. Di Amerika sendiri, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sudah memperingatkan untuk tidak mengkonsumsi ice smoke.
Kandungan nitrogen cair di dalam es krim atau makanan bisa membakar tenggorokan, lantaran sangat dingin. Beberapa kasus menyebut jika ice smoke bisa menyebabkan kerusakan internal di organ dalam.
FDA secara terang-terangan menyebut ice smoke dapat mengancam jiwa seseorang yang mengkonsumsi.
Jika kamu memiliki riwayat asma disarankan untuk menjauh dari es krim ini. Untuk diketahui, nitrogen cair adalah zat kimia namun tidak beracun.
Nitrogen cair dapat menyebabkan kerusakan organ dalam yang parah dan kerusakan kulit, jika tidak ditangani dengan benar. Salah satunya seperti kasus ciki ngebul di Tasikmalaya. Bahkan menghirup uapnya bisa sebabkan kesulitan bernapas bagi penderita asma.
Prihal ramainya berita puluhan anak keracunan akibat mengonsumsi Chiki ngebul yang pernah diberitakan GridHEALTH.id, selengkapnya klik di SINI, dokter spesialis penyakit dalam Prof Ari Fahrial Syam mensinyalir kasus keracunan ciki ngebul pada anak-anak Tasikmalaya, Jawa Barat terjadi akibat jajanan tersebut terkontaminasi bakteri.
Gejalanya ditandai dengan muntah dan nyeri perut.
"Mengenai chiki berasap nitrogen, ini memang bukan zat yang mudah terbakar meski bisa merusak kulit orang tersebut, tapi ketika ada kejadian keracunan maka ada kemungkinan chikinya terkontaminasi oleh kuman atau bakteri," ujar Prof Ari, dikutip dari Republika.co.id, Jumat (6/01/2023).
Ketika makanan tercemar bakteri masuk ke dalam tubuh, orang yang mengonsumsinya bisa mengalami muntah-muntah, diare, atau nyeri perut.
Tapi Prof Ari tetap tidak merekomendasikan masyarakat untuk mengonsumsi ciki berasap. Pasalnya, menurutnya makanan ringan yang dibanjur nitrogen cair itu bisa menimbulkan kerusakan saluran pencernaan. Itu terjadi akibat paparan suhu dingin dari nitrogen cair.
Baca Juga: Jerman Tetapkan China Sebagai 'Area Varian Virus Berbahaya', Larang Warganya Pergi ke Sana
Prihal Ciki ngebul, Lembaga Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) juga telah memberikan imbauan dan rekomendasi terkait penggunaan nitrogen ini, yaitu:
- Nitrogen yang digunakan harus sudah aman atau food grade
- Tidak boleh ada residu nitrogen cair yang tertinggal di dalam wadah makanan
- Wadah jajanan makanan bernitrogen seperti chiki ngebul harus kecil agar konsumen tidak terkena cairan nitrogen
- Bagi penjual dan konsumen harus menghindari kontak langsung nitrogen cair
- Konsumen disaarankan untuk tidak langsung konsumsi makanan bernitrogen, tunggu sisa nitrogen cair benar-benar menguap dan larut.
Sedangkan Kemenkes RI memberikan imbauan untuk semua orangtua agar lebih berhati-hati dalam mengawasi anak-anak saat jajan. Selain itu, orangtua lebih diarahkan untuk memberikan anak makanan bergizi pada masa tumbuh kembangnya ini.
“Orangtua perlu hati-hati dalam memberikan pangan bagi anaknya, terutama karena anak-anak ini masih dalam pertumbuhan, sehingga makanan sehat bergizi lebih diutamakan dari pada jajanan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dalam sebuah pesan singkat.
Ke depannya, Kemenkes menyebutkan akan melakukan pengawasan bahan pangan sebagai upaya mitigasi terkait kasus serupa.
Lebih lanjut Nadia juga memberikan edukasi kepada orangtua agar pemberian makanan kepada anak-anak sebaiknya yang bergizi, “bergizi dan diolah dengan cara yang standar, tidak jajan sembarangan,” tutupnya.(*)
Baca Juga: 5 Rekomendasi Obat Kurap di Apotek Lengkap dengan Harga Terbaru
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar