Henti jantung juga menjadi masalah jantung yang berbahaya, karena jantung dapat berhenti berdetak dan menyebabkan kematian dalam beberapa menit.
Stroke bisa mengganggu pasokan oksigen ke otak, di mana stroke adalah bentuk gumpalan darah atau pendarahan otak.
Bila terjadi aneurisma otak atau pembuluh darah pecah atau stroke masif, maka dapat meningkatkan risiko meninggal saat tidur.
Epilepsi adalah gangguan kejang, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian saat tidur. Orang dengan epilepsi tidak terkontrol sehingga dapat memicu meninggal saat tidur.
Untuk mencegahnya lakukan perawatan yang efektif dengan dokter dan minum obat sesuai resep.
Baca Juga: Mau Tahu Seperti apa Kondisi Fisik 8 Anak Godfrey Baguma yang Dinobatkan Jadi Pria Terjelek Dunia?
Ada beberapa kasus yang menunjukkan meninggal saat tertidur terjadi akibat tragedi yang tidak disengaja seperti keracunan karbon monoksida, karena gas ini tidak berwarna dan tidak berbau yang dihasilkan dari gas atau peralatan rumah tangga lainnya, seperti pemanas air.
Untuk menghindari keracunan ini maka dapat memasang detektor karbon monoksida di rumah.
Studi tahun 2011 menyebutkan, diabetes tipe 1 meningkatkan risiko kematian mendadak, beberapa kasus diketahui karena terjadinya gula darah rendah (hipoglikemia) sehingga memicu seseorang meninggal saat tertidur.
Selain itu diabetes juga berkaitan dengan risiko penyakit jantung dan penyakit jantung akan sangat berisiko pada terjadinya kematian mendadak ini.
Baca Juga: Membahayakan Kesehatan! 5 Penyakit yang Muncul Akibat Sering Begadang
Penyebab meninggal saat tertidur lainnya adalah gangguan tidur atau sleep apnea yang ditandai dengan jeda napas saat tidur, namun belum diketahui secara pasti apakah gangguan tidur ini menjadi penyebab utama seseorang meninggal atau harus diiringi dengan faktor pemicu seperti penyakit jantung.
Source | : | Wartakota,Verywell Health,Healthgrades |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar