GridHEALTH.id – Kabar gembira sekaligus mengejutkan datang dari Paris Hilton, yang mengumumkan kelahiran pertama anaknya di akun sosial media Instagram miliknya.
Terlihat tidak pernah hamil dalam beberapa bulan terakhir, kabar ini membuat para penggemarnya bergembira sekaligus terkejut. Disebut-sebut menggunakan surrogate mother atau ibu pengganti, Paris Hilton belum memberikan penjelasan lebih lanjut.
Simak ulasan berikut ini apa yang dimaksud dengan tren surrogate mother secara lebih lengkap.
Dalam unggahannya beberapa hari yang lalu, nampak Paris Hilton mengunggah potret tangan anak bayi yang baru lahir menggenggam tangannya ditambahkan dengan kalimat “You are already loved beyond words,” pada akun Instagram @parishilton (24/01/2023).
Paris Hilton tidak mengungkapkan lebih lanjut nama anaknya dalam postingannya tersebut dan berdasarkan informasi yang beredar di media luar negeri, disebutkan bayinya itu adalah laki-laki dan lahir melalui ibu pengganti atau surrogate mother.
Baca Juga: Ferry Irawan Pesilat, Hasil Visum Hidung Venna Melinda Pembuluh Darah Pecah
Dirinya sangat menantikan kelahiran anaknya dan selalu bermimpi menjadi seorang ibu, hingga memutuskan untuk mengikuti tren surrogate mother.
Mengenai hal tersebut Paris Hilton sempat mengunggah perjalanannya dalam menerapkan IVF untuk mendapatkan anak, pada November 2022 lalu melalui Instagram story miliknya.
Tahun 2023 menjadi tahun yang sudah dinantikan oleh Paris dan suaminya dalam menyambut kelahiran anaknya, apalagi dirinya menyebutkan memiliki cadangan sel telur yang baik untuk mempersiapkan semuanya.
Tren surrogate mother menjadi salah satu tren yang berkembang seiring dengan adanya kemajuan teknologi, di mana seseorang bisa memiliki anak tanpa harus berasal dari rahim diri sendiri.
Ibu pengganti memiliki peran untuk meminjamkan rahimnya dan mengandung anak yang benihnya berasal dari pasangan lain dan kemudian setelah wanita itu melahirkan, maka akan memberikan hak atas pengasuhan anak yang dilahirkan kepada pasangan dari mana benih tersebut berasal.
Baca Juga: Covid-19 Varian Kraken Terdeteksi di Indonesia, Perhatikan 8 Gejalanya
Di Indonesia sendiri belum ada aturan yang jelas dan spesifik mengenai tren surrogate mother ini dan baru ada mengenai aturan bayi tabung.
Meski demikian, diduga sudah ada yang menerapkan tren ini, dengan menyewakan rahimnya, namun tidak secara terbuka praktik ini dijalankan.
Biasanya ibu pengganti akan mendapatkan benih dari teknik in vitro fertilization (IVF) atau fertilisasi in vitro.
Ini adalah serangkaian prosedur kompleks yang digunakan untuk membantu kesuburan atau mencegah masalah genetik, serta membantu konsepsi seorang anak.
Penatalaksanaan IVF adalah dengan mengumpulkan telur matang yang diambil dari ovarium dan dibuahi oleh sperma di laboratorium, kemudian telur yang telah dibuahi (embrio) dipindahkan ke rahim.
Pada sistem surrogate mother, maka rahim yang digunakan adalah rahim dari ibu pengganti yang telah bersedia dan sepakat dalam sebuah perjanjian bersama dengan pasangan suami-istri yang ingin meminjam rahimnya.
Disebutkan dalam Mayo Clinic, satu siklus penuh IVF membutuhkan waktu sekitar tiga minggu, terkadang langkah-langkah ini dipecah menjadi beberapa bagian dan prosesnya bisa memakan waktu yang lebih lama.
IVF disebut sebagai bentuk paling efektif dari teknologi reproduksi berbantuan, di mana metode ini bisa dilakukan menggunakan sel telur dan sperma pasangan itu sendiri, atau melibatkan sel telur, sperma, atau embrio dari donor yang dikenal atau anonym.
Ada banyak faktor dalam keberhasilan penerapan IVF ini, mulai dari usia dan penyebab dari ketidaksuburan.
Beberapa risiko yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan IVF ini adalah dari segi waktu yang lama, mahal, dan invasif.
Baca Juga: Covid-19 Varian Kraken Terdeteksi di Indonesia, Perhatikan 8 Gejalanya
IVF juga bisa menyebabkan kehamilan ganda, lebih dari satu janin jika lebih dari satu embrio dipindahkan ke rahim.
Ada banyak persiapan dan pertimbangan yang perlu dilakukan oleh pasangan suami istri jika ingin menggunakan IVF, baik dengan rahim sendiri maupun menggunakan rahim pengganti.
Oleh karena itu, perlu dilakukan konsultasi yang mendalam dengan dokter spesialis untuk melihat tingkat keberhasilan dan risiko dalam penerapan IVF dan surrogate mother ini. (*)
Baca Juga: Setelah 2 Kali Gagal Bayi Tabung, Mantan Kekasih Chef Juna Bisa Hamil Alami Tanpa IVF
Source | : | Mayo Clinic,womenshealthmag,Daily Mail,Gramedia Blog,Scholarhub.ui.ac.id |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar