GridHealth.id - Seorang balita berusia 2,5 tahun ditampar oleh orang dewasa yang merupakan tetangganya sendiri.
Kisah ini datang dari seorang ayah, Rudi Pahaka Simatupang yang lapor ke polisi perihal kekerasan yang didapatkan anaknya.
Rupanya ia sangat kaget saat melihat ada memar di pipi kiri anaknya yang diduga bekas tamparan.
"Bapaknya datang waktu ini dan buat laporan, lalu disarankan untuk lakukan visum et repertum. Korban jenis kelamin laki-laki," ujar sumber petugas yang dikutip dari MSN (29/2/2023).
Hingga saat ini belum ada kelanjutan prosesnya, sebab pihak kepolisian enggan membagikannya ke awak media.
Terlepas dari itu semua, ternyata ada trauma yang bisa ditimbulkan dari kekerasan fisik pada anak terutama di area kepala termasuk wajah.
Baca Juga: Tidak hanya Sadar Kesehatan Mental, Generasi Z Memiliki Sejumlah Kebiasaan Unik
Perbuatan menyakiti berkelanjutan bisa memberikan trauma di kepala anak.
Selain itu trauma atau cedera fisik bisa menyebabkan kerusakan otak permanen bahkan kematian.
Sebagian besar kasus trauma ini terjadi pada anak kurang dari dua tahun.
Sebab kebiasaan mengguncang tubuh anak terutama di bagian kepala bisa menyebabkan trauma baik bayi laki-laki ataupun perempuan.
Selain itu kebiasaan memukul anak di bagian kepala atau wajah juga pemicu trauma ini ada.
Maka dari itu penting untuk orangtua mengetahui bahwa tidak semua kekesalan yang dirasakan bisa dilampiaskan dalam menyakiti fisik anak.
Apalagi sampai menampar seorang anak, yang bisa sebabkan trauma di kepala juga psikis.
- Menjadi rewel dan sulit untuk dihibur
- Bergerak lebih sedikit dari biasanya
- Tampak murung dan kaku
- Memar atau biru di area yang kena pukul
- Sulit mengangkat kepala
- Sulit memfokuskan mata atau melacak gerakan.
Jika dicurigai adanya trauma di area kepala, dokter akan:
- Lakukan pemeriksaan mata untuk mencari pendarahan di dalam mata
- Pemeriksaan sinar-X dari semua tulang untuk mencari titik yang luka di dalam.
Nah itu dia sedikit soal trauma kepala yang bisa dirasakan anak yang suka disakiti di bagian kepala, termasuk ditampar.(*)
Source | : | KidsHealth - Trauma Kepala |
Penulis | : | Rachel Anastasia |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar