GridHEALTH.id - Sindrom Tourette, penyakit yang saat ini informasinya sedang banyak dicari terutama oleh pengguna media sosial.
Hal ini karena beberapa waktu yang lalu, beredar sebuah video di mana sindrom Tourette yang diidap oleh Lewis Capaldi kambuh saat dirinya manggung di sebuah konser.
Kekambuhan yang dialaminya, membuat musisi asal Skotlandia ini tidak dapat menyelesaikan lagu 'Someone You Loved' yang sedang dinyanyikannya.
Alhasil, para penggemar yang saat itu menghadiri konsernya, menggantikan Lewis untuk menyelesaikan lagu tersebut.
Selain Lewis Capaldi, musisi Billie Eilish juga mengidap sindrom serupa dan beberapa kali memberitahukannya secara terbuka di media.
Baca Juga: Ternyata Jenis Tepung ini Bisa Atasi Asam Lambung, Ini Cara Pakainya
Melansir National Institute of Neurogical Disorders and Stroke (NINDS), menyebutkan ini adalah sebuah gangguan neurologis yang menyebabkan pengidapnya melakukan gerakan cepat dan berulang.
Gerakan tersebut terjadi tanpa diinginkan dan tidak terkendali, disebut dengan tics.
Sindrom Tourette termasuk salah satu dari kelompok gangguan perkembangan sistem saraf.
Sindrom ini paling sering dialami oleh laki-laki dibanding perempuan. Kondisinya umumnya memburuk saat usia remaja awal dan mulai terkendali ketika memasuki usia 20 tahun.
Akan tetapi pada beberapa orang, kondisi ini bisa bersifat kronis dan kekambuhan bisa terjadi kapan saja saat sudah dewasa.
Menurut Tourette Association of America, sampai saat ini penyebab pasti sindrom ini masih belum diketahui.
Baca Juga: Sindrom FPIES, Alergi Makanan Langka pada Bayi dengan Gejala Panjang
Kondisi ini cenderung terjadi dalam keluarga dan banyak penelitian telah memastikan bahwa genetika terlibat dalam hal ini.
Meski begitu, lingkungan atau kejadian khusus lainnya juga termasuk menjadi salah satu faktor pemicunya.
Para peneliti masih terus mencari gen dan faktor lain yang mendasari perkembangan gangguan kesehatan ini.
Tics atau gerakan yang menjadi gejala utamanya, dapat berkisar dari ringan hingga parah.
Bila sifatnya ringan, maka gerakan yang dilakukan cenderung tiba-tiba, singkat, dan berulang serta melibatkan beberapa kelompok otot.
Secara umum, gejalanya dibagi menjadi dua kategori yakni motorik dan vokal.
Gejala tics motorik yang ringan meliputi:
1. Mata berkedip dan gerakan mata lainnya
2. Wajah meringis
3. Mengangkat bahu
4. Kepala atau bahu yang menyentak.
Baca Juga: Sindrom Raynaud 10 Juta Orang Mengalaminya di Inggris, Mungkinkah di Indonesia
Jika kondisinya lebih kompleks, pengidapnya bisa melakukan tindakan seperti mengendus atau menyentuh suatu objek, melompat, menunduk, atau memutar tubuhnya.
Gejala tics vokal ringan antara lain:
1. Berulang kali berusaha membersihkan tenggorokannya
2. Mengendus
3. Mengeluarkan suara seperti gonggongan
4. Mendengkur.
Pada kondisi yang kompleks, seseorang akan mengulangi kata atau frase sendiri, mengulangi kata-kata orang lain (echolalia), dan mengeluarkan kata-kata vulgar atau makian (coprolalia).
Gejala sindrom Tourette dapat muncul saat seseorang merasa gembira atau cemas. Baju dengan kerah yang ketat atau mendengar orang lain membersihkan tenggorokannya, juga akan memicu.
Bisakah disembuhkan? Sayangnya, tidak ada obat yang benar-benar bisa mengatasi penyakit ini maupun gejalanya.
Namun, ada sejumlah perawatan yang bisa dilakukan untuk mengelola gejalanya seperti obat-obatan dan perawatan perilaku.
Apabila mempunyai kondisi penyerta seperti ADHD, depresi, kecemasan, atau OCD maka dilakukan psikoterapi. (*)
Source | : | ninds.nih.gov,Tourette Association of America |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar