Bahkan, beberapa penelitian menemukan hubungan insomnia atau kurang tidur sebagai faktor risiko kejadian obesitas.
Obesitas pada anak sering menyebabkan komplikasi pada kesejahteraan fisik, sosial dan emosional anak.
Komplikasi fisik dari obesitas pada masa kanak-kanak dapat meliputi:
Kondisi kronis ini memengaruhi cara tubuh anak Anda menggunakan gula (glukosa).
Obesitas dan gaya hidup kurang gerak meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Pola makan yang buruk dapat menyebabkan anak Anda mengalami salah satu atau kedua kondisi ini.
Faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada penumpukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan arteri menyempit dan mengeras, kemungkinan menyebabkan serangan jantung atau stroke di kemudian hari.
Baca Juga: Makanan Anak Zaman Now Vs Old, Menjelaskan Mengapa Obesitas Saat Ini Tinggi
Berat ekstra menyebabkan tekanan ekstra pada pinggul dan lutut.
Obesitas pada anak dapat menyebabkan rasa sakit dan terkadang cedera pada pinggul, lutut, dan punggung.
Asma lebih sering terjadi pada anak-anak yang kelebihan berat badan.
Anak-anak ini juga lebih mungkin mengembangkan apnea tidur obstruktif, gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan anak berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur.
Gangguan ini, yang biasanya tidak menimbulkan gejala, menyebabkan timbunan lemak di hati.
NAFLD dapat menyebabkan jaringan parut dan kerusakan hati.
Maka dari itu, pastikan anak untuk mengunjungi dokter agar mendapatkan pemeriksaan kesehatan setidaknya setahun sekali.
Selama kunjungan ini, dokter mengukur tinggi dan berat badan anak dan menghitung BMI-nya.(*)
Baca Juga: Kriteria Obesitas Pada Anak dan Dewasa yang Perlu Diketahui Sejak Dini
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic,Kemkes.go.id |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar