GridHEALTH.id - Setelah 25 hari melakukan perawatan karena jadi korban penganiayaan, beginilah kondisi David (17).
David yang merupakan anak petinggi GP Ansor menjadi korban penganiayaan anak Eks Pejabat Pajak, Mario Dandy Satrio (20).
Kabarnya, David mendapatkan pukulan yang keras di bagian kepala.
Hingga akhirnya, David terkapar tak berdaya dan dilarikan ke Rumah Sakit Medika Kebayoran Lama.
Setelah hampir sebulan berada di rumah sakit, kini David sudah mulai sadarkan diri.
Baca Juga: Dokter di India Babak Belur Dikroyok Karena Tak Bisa Selamatkan Nyawa Pasien Covid-19
Perkembangan David ini diungkap langsung oleh sang ayah, Jonathan Latumahina.
David disebut progress cukup baik lantaran sudah bisa memberikan respon.
Melalui akun twitter pribadinya @seeksicsuck, sabtu (18/3/2023) Jonathan Latumahina mengunggah sebuah video memperlihatkan David sudah membuka mata dengan sempurna.
Selain itu, David juga sudah memberikan respon saat diberi makanan oleh perawat.
Makanan yang diberikan untuk David sendiri masih berbentuk cair agar mempermudah untuk ditelan.
Paman David, Rustam Hatala juga memberikan kabar baik soal ponakannya tersbeut.
Baca Juga: Apakah Seperti Kasus David Korban Penganiyayan Mario Ditanggung BPJS Kesehatan?
Hatala menyebut, David kini sudah bisa menopang tubuhnya dengan baik saat diberi tilting table atau alat untuk membantu mobilisasi dini pada pasien yang tak mampu beridiri sendiri.
"Kesadaran kuantitatif (motorik) menunjukkan tingkat kenormalan tinggi. Di mana pada terapi tilting table sudah bisa berdiri dengan baik, ototnya mampu menopang tubuhnya dengan baik," ujar Hatala.
Sedangkan untuk kesadaran kualitatif atau kognitifnya, Hatala menjelaskan David mengalami progres yang cukup baik juga.
Namun, dalam penuturannya, kontak mata David masih terus berjuang karena belum selalu fokus.
"Kesadaran kualitatif (kognitif) mengalami progres dimana hari ini sudah bisa menerima perintah sederhana. Seperti,buka mulut, tegakkan tubuh, kedip dua kali untuk 'iya', dan lain-lain."
"Namun kontak mata masih terus berjuang karena belum selalu fokus, ada kalanya masih 'skip'. Saat ini masih terus dilakukan stimulasi kesadaran kognitif oleh tim dokter RS Mayapada di ICU," ujarnya.
Berdasarkan pernyataan Ahmad Taufiq, anggota bidang cyber dan media PP GP Ansor, David terkena diffuse axonal injury.
"Menurut dokter bahwa ananda David kena diffuse axonal injury," ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (24/2/2023).
Taufiq melanjutkan, kondisi tersebut disebabkan benturan keras seperti kecelakaan motor berkecepatan tinggi dan berakibat pada trauma mendalam di otak.
Apa itu Diffuse Axonal Injury (DAI)?
Baca Juga: Besar Kemungkinan Pada Pasien Diffuse Axonal Injury Seperti David
Diffuse Axonal Injury (DAI) atau yang dikenal dengan cedera aksonal difus merupakan jenis cedera pada otak traumatis (TBI).
Hal ini adalah cedera yang biasaya diakibatkan oleh trauma akibat benda tumpul di kepala dan memengaruhi fungsi otak sehingga menyebabkan gangguan komunikasi antara saraf di otak, yang kemudian dapat menyebabkan koma, gangguan fisik, kognitiff dan kematian.
Robekan serabut saraf atau akson bisa mengakibatkan pergeseran otak yang cepat di dalam tengkorak dan menyebab serabut sarag merenggang serta robek.
Akson sendiri adalah bagian neuron yang panjang, menyerupai benang yang menghantarkan implus listrik.
Serabut saraf berfungsi untuk komunikasi antara sel-sel saraf.
Dengan begitu, kerusakan akson dapat mengganggu kemampuan untuk berkomunikasi dan membantu mengkoordinasikan fungsi tubuh, yang dapat menimbulkan kecacatan yang parah.
Apakah bisa disembuhkan?
Penanganan Diffuse Axonal Injury merupakan hal yang krusial dan harus dilakukan dengan cepat.
Karena itulah istilah golden hour sangat penting dalam melakukan pertolongan pertama pada kasus cedera otak traumatik seperti DAI.
Golden hour merupakan rentang waktu penyelamatan yang terhitung untuk menentukan serta melakukan pertolongan pertama pada kondisi darurat, seperti cedera otak traumatik.
Golden hour memiliki rentang waktu yang berbeda-beda, tetapi pada cedera otak traumatik golden hour terhitung selama 60 menit setelah cedera berlangsung.
Baca Juga: Nasib Pilu Gadis 22 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri, Patah Tulang Leher
Dalam menangani DAI, program rehabilitasi mungkin bisa dilakukan pada beberapa kasus DAI.
Program-program tersebut dirancang untuk membantu pasien bisa pulih dari kondisinya dan mereka bisa kembali menjalankan aktivitas:
1. Terapi bicara
2. Terapi fisik
3. Terapi okupasi
4. Terapi rekreasi
Beberapa pengobatan tambahan mungkin akan direkomendasikan oleh dokter sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Namun sayangnya, kebanyakan kasus DAI yang berakhir di koma dan kondisi vegetatif memiliki kemungkinan pulih yang kecil, bahkan dengan bantuan terapi sekalipun.
Kendati demikian, semua jenis pengobatan dan terapi mungkin bisa saja bekerja jika pertolongan pertama dilakukan dengan segera dan menunjukan hasil yang baik.(*)
Source | : | Tribunnews.com,Hermina Hospitals,ekahospital.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar