"Perut kita bisa membesar dan menerima makanan serta minuman dalam jumlah terbatas. Makan melewati rasa kenyang, meningkatkan risiko refluks asam," ujarnya.
Ketika makan, asam yang dihasilkan di perut akan menumpuk di atas makanan. Saat seseorang berdiri tegak, kantung asam terletak di bagian atas perut.
"Makan berlebihan meningkatkan kemungkinan bersendawa, membuat esofagus bawah (saluran makanan dari tenggorokan ke lambung) terpapar oleh efek kaustik asam lambung," jelasnya.
Untuk menghindari asam lambung naik saat berpuasa, usahakan kunyah makanan secara perlahan ketika makan sahur dan berbuka.
Mengunyah perlahan adalah cara terbaik yang bisa dilakukan agar tidak ada tekanan berlebih di saluran cerna dan sekaligus mencegah asam lambung.
Melansir laman Single Care, buah dan sayuran yang mempunyai kandungan air dapat meningkatkan hidrasi serta mengencerkan asam lambung.
Selain itu, jenis makanan ini juga rendah lemak dan gula, dua faktor yang berisiko memperburuk gejala asam lambung.
Sebuah ide yang bagus untuk memasukkan semangka, mentimun, seledri, dan selada ke dalam pola makan selama Ramadan.
Jangan langsung tidur setelah selesai makan. Meksipun tidak bisa dipungkiri kalau mata sering terasa berat, terutama pada saat sahur.
Jika ingin tidur, setidaknya lakukan 2-3 jam setelahnya. Itu akan mencegah terjadinya refluks asam dan juga heartburn.
Empat pola makan penderita asam lambung ini juga bisa diteruskan ke dalam kehidupan sehari-hari pasca bulan Ramadan. (*)
Baca Juga: Pepaya Baik Buah dan Daunnya Bermanfaat Mengatasi Asam Lambung
Source | : | Khaleej Times,Single Care |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar