"Pada kondisi yang ekstrem bisa juga air pipisnya menjadi sedikit atau berwarna lebih pekat," kata dokter Himawan.
"Jadi bila air kencingnya berwarna lebih pekat, itu adalah tanda-tanda anak itu mengalami dehidrasi ditambah juga jika anak seperti kehausan," lanjutnya.
Selain itu, dehidrasi pada anak yang sudah lebih parah juga dapat membuat tubuh anak lemas hingga hilang kesadaran.
"Itu merupakan tanda dehidrasi yang berat, perlu diwaspadai oleh orangtua," pungkasnya.
Tak hanya terkait kebutuhan cairan anak, Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso, juga membagikan makanan seperti apa yang sebaiknya dikonsumsi saat cuaca panas.
Ia menyarankan kepada orangtua untuk memberikan makanan yang bergizi dan bernutrisi kepada anak.
Sementara untuk makanan cepat saji atau fast food, sebaiknya dibatasi jumlah konsumsinya.
"Di cuaca ekstrem begini hidrasi, elektrolitnya mesti cukup. Kebutuhan nutrisi bergizi tinggi lagi-lagi protein hewani, sayuran hijau," kata dokter Piprim.
"Hindari atau kurangi makanan yang berpotensi menyebabkan penyakit seperti junk food, ultra processed food, high glycemic food," sambungnya.
Jenis makanan tersebut sebaiknya dikurangi karena bersifat inflamatif, yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi tubuh.
Agar anak tetap sehat, pemenuhan kebutuhan cairan dan asupan makanan bergizi juga perlu didukung oleh istirahat yang cukup. (*)
Baca Juga: 4 Penyakit yang Sering Dialami oleh Anak-anak Usai Libur Lebaran
Source | : | Kompas.com,media briefing |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar