GridHEALTH.id - Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang dapat mempengaruhi orang dari segala usia, tetapi biasanya dimulai pada masa kanak-kanak.
Ditandai dengan adanya penyempitan pada saluran napas dan peradangan pada dinding saluran napas. Penyakit ini seringkali menyebabkan sesak napas, batuk-batuk, dan mengi.
Penyebab pasti dari asma belum diketahui, diperkirakan bahwa faktor lingkungan dan genetik berperan dalam perkembangan penyakit ini.
Beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi perkembangan asma antara lain:
* Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang menderita asma, kemungkinan seseorang mengalami asma juga lebih tinggi.
* Alergi: Alergi dapat memicu serangan asma. Beberapa alergi yang sering memicu asma antara lain debu, serbuk sari, bulu binatang, dan makanan.
* Merokok: Merokok atau terpapar asap rokok juga dapat memicu serangan asma. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari merokok dan terpapar asap rokok.
* Infeksi saluran pernapasan: Infeksi saluran pernapasan seperti pilek atau flu dapat memicu serangan asma.
Asma dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk dalam melakukan aktivitas fisik, bekerja, dan bahkan tidur. Sehingga perlu ditangani dengan maksimal.
Penanganan asma bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah serangan asma. Berikut adalah beberapa cara menangani asma:
Langkah pertama dalam menangani asma adalah menghindari faktor pemicu yang memicu serangan asma. Faktor pemicu asma dapat berbeda-beda untuk setiap orang, namun umumnya meliputi debu, serbuk sari, bulu binatang, polusi udara, asap rokok, udara dingin, dan olahraga berlebihan.
Baca Juga: Kenali Ciri Seseorang Alami Sesak Napas, Lakukan Ini Supaya Tidak Telat Beri Pertolongan
Dengan menghindari faktor pemicu, penderita asma dapat mengurangi risiko serangan asma.
Obat-obatan adalah bagian penting dari pengobatan asma. Penderita asma harus selalu membawa obat-obatan sesuai resep dokter dan menggunakannya sesuai dengan petunjuk dokter.
Obat-obatan yang umum digunakan untuk menangani asma adalah bronkodilator dan kortikosteroid. Bronkodilator membantu membuka saluran napas yang sempit, sedangkan kortikosteroid mengurangi peradangan pada saluran napas.
Penderita asma harus menjaga kebersihan lingkungan, terutama di dalam rumah. Kotoran, debu, dan serbuk sari dapat memicu serangan asma.
Penderita asma dapat menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan rumah secara rutin, menggunakan penghisap debu, dan menjaga kelembaban udara di dalam rumah.
Olahraga dapat memicu serangan asma, terutama jika dilakukan di lingkungan yang dingin atau berdebu. Namun, olahraga juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Penderita asma dapat berolahraga dengan bijak, seperti melakukan pemanasan sebelum olahraga dan menggunakan inhaler bronkodilator sebelum dan sesudah olahraga.
Stres dapat memicu serangan asma. Penderita asma dapat mengelola stres dengan cara melakukan relaksasi, seperti meditasi atau yoga, dan menghindari situasi yang menimbulkan stres.
Penderita asma harus berkonsultasi dengan dokter secara teratur untuk memantau kondisi kesehatan dan mengatur pengobatan yang sesuai.
Dokter dapat membantu penderita asma dalam menangani serangan asma dan memberikan saran tentang cara menjaga kesehatan tubuh.
Penanganan asma yang tepat dapat membantu penderita asma dalam mengendalikan gejala sehari-hari dan mencegah serangan asma yang memburuk.
Oleh karena itu, penderita asma harus selalu memperhatikan kesehatan tubuh dan mengikuti petunjuk dokter dalam menangani asma. (*)
Baca Juga: 6 Makanan Bagi Pengidap Asma, Bantu Redakan Gejala saat Kambuh
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar