GridHEALTH.id - Berikut ini ciri-ciri stunting yang terjadi pada anak usia satu tahun.
Stunting adalah salah satu ukuran utama yang digunakan untuk menilai kekurangan gizi pada anak.
Ini menunjukkan bahwa seorang anak gagal mencapai potensi pertumbuhannya sebagai akibat dari penyakit, kesehatan yang buruk, dan kekurangan gizi.
Seorang anak didefinisikan sebagai 'stunting' jika mereka terlalu pendek untuk usianya.
Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan mereka terhambat.
Stunting bukan hanya masalah pada masa kanak-kanak.
Ini memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif, dampak yang dapat bertahan sepanjang hidup seseorang.
Menurut Kemenkes RI, balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal.
Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak, tergantung dari hasil pengukuran tersebut.
Jadi tidak bisa hanya dikira-kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.
Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:
Baca Juga: Mencegah Stunting, Tribun Jakarta Kompas Gramedia Salurkan Bantuan Telur untuk Balita
- Pertumbuhan melambat
- Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
- Pertumbuhan gigi melambat
- Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajar
- Berat badan balita tidak naik, bahkan cenderung menurun
- Mudah terserang berbagai penyakit infeksi
Stunting pada anak menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, gangguan pada perkembangan otak, gangguan terhadap perkembangan motorik dan terhambatnya pertumbuhan mental anak.
Pertumbuhan tidak optimal dalam masa janin dan atau selama periode 1000 HPK memiliki dampak jangka panjang.
Bila faktor eksternal (setelah lahir) tidak mendukung, pertumbuhan stunting dapat menjadi permanen sebagai remaja pendek.
Mengharapkan jumlah stunting yang semakin menurun, pemerintah perlu adanya penanganan untuk mengatasinya.
Inilah cara mengatasi stunting pada anak menurut kemkes.go.id.
Baca Juga: Program Kader Posyandu untuk Cegah Stunting yang Menyasar Ibu dan Anak
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.
Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan, agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.
Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro.
Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati.
Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun, dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI.
Dalam hal ini, pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting.
WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan.
Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut.
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak.
Baca Juga: Fakta Menarik, Singkong Diyakini Bisa Turunkan Risiko Stunting
Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak.
Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
Cara mengatasi stunting pada anak berikutnya adalah, dengan memastikan si kecil mendapatkan seluruh rangkaian imunisasi sesuai jadwal.
Tujuan utama imunisasi adalah melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya.
Anak yang tidak mendapat imunisasi juga bisa menjadi anak yang sakit-sakitan, karena kekebalan tubuhnya tidak optimal.
Ingat, anak yang sering sakit lebih mudah terancam stunting karena energinya lebih banyak digunakan untuk proses pemulihan daripada untuk pertumbuhannya.
Stunting bisa terkait dengan penyakit yang diderita anak, contoh bayi tidak mampu menyerap nutrisi dari makanannya karena mengalami gangguan pencernaan.
Pada kasus ini cara mengatasi stunting pada anak adalah dengan berkonsultasi ke dokter.
Biasanya untuk kasus gangguan pencernaan yang sudah parah, dokter akan menyarankan penanganan dengan menggunakan tube feeding.
Metode ini dilakukan dengan memasukkan selang berisi cairan nutrisi melalui hidung ke dalam perut.
Itulah sedikit informasi perihal ciri-ciri stunting dan juga mengatasinya.
Baca Juga: Tak Hanya Berperawakan Pendek, Kenali 7 Ciri Anak Stunting Lainnya
Source | : | kemkes.go.id,Ourworldindata.org,Genbest.id |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar