Depresi melankolis adalah bentuk gangguan depresi mayor (MDD) yang muncul dengan ciri-ciri melankolis.
Meskipun depresi melankolis dulu dilihat sebagai gangguan yang berbeda, American Psychiatric Association (APA) tidak lagi mengenalinya sebagai penyakit mental yang terpisah.
Sebaliknya, melankoli sekarang dipandang sebagai penentu MDD - yaitu, subtipe dari gangguan depresi mayor.
Kata 'melancholia' telah digunakan sejak zaman Yunani kuno untuk menggambarkan perasaan sangat sedih dan putus asa.
Depresi melankolis, juga dikenal sebagai 'depresi berat dengan fitur melankolis', biasanya merupakan penyakit yang parah.
Itu membuat orang kehilangan minat pada hampir semua aktivitas dan memiliki gejala fisik lain yang berbeda.
Menurut WebMD, perubahan di dalam otak dan sistem hormon bisa menjadi penyebab depresi melankolis.
Kondisi ini kemudian membuat hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar adrenal tidak bisa bekerja dengan baik untuk mengatur stres dan nafsu makan.
Penderita depresi melankolis kemudian akan memiliki level kortisol atau hormon stres yang lebih tinggi sehingga berdampak negatif terhadap nafsu makan, metabolisme, dan daya ingat.
Penderita juga akan mengalami perubahan pada sinyal otak yang disebut neuron sehingga berdampak pada respon tubuh terhadap kondisi di sekitar.
Gejala melankolia mirip dengan gejala umum depresi tetapi biasanya lebih parah. Kebanyakan orang dengan melankolia melambat.
Baca Juga: Kenali 5 Ciri-ciri Pertemanan Toxic dan Efeknya Bagi Kesehatan Mental
Source | : | healthline.com,WebMD.com,kemkes.go.id,Healthdirect.gov.au |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar