Hal itu bisa membuat kita lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, bahkan penggunaan narkoba.
Kehidupan kota juga dapat merusak sistem kekebalan psikologis yang dapat membahayakan bagi mereka yang memiliki keluarga.
Ternyata, ada beberapa faktor yang memengarui orang kota lebih meningkat masalah kesehatan mentalnya.
Banyak orang pindah ke kota untuk mencari layanan yang lebih baik, peluang ekonomi dan sosial, dan jarak dari pengalaman negatif masa lalu.
Beberapa alasan mengapa beberapa orang mencari hal-hal ini kebetulan merupakan faktor risiko masalah kesehatan mental: misalnya, kemiskinan, pengangguran, tunawisma, masalah kesehatan fisik dan mental, trauma sebelumnya, krisis pribadi, perpecahan keluarga, kecanduan, dan imigrasi.
Pergeseran sosial ini melahirkan populasi yang sangat rentan terhadap gangguan mental.
Orang dengan faktor risiko yang sudah ada sebelumnya, terutama kemiskinan, status minoritas, atau masalah kesehatan mental yang ada sering kali menghadapi perbedaan negatif di kota.
Misalnya, ini dapat melibatkan pemisahan fisik dan psikologis ke dalam lingkungan yang mungkin ditandai dengan kemiskinan dan tantangan sosial, menimbulkan perasaan tidak adil dan putus asa, serta pengalaman prasangka dan diskriminasi yang dapat memengaruhi kesehatan mental.
Kohesi sosial yang rendah dan viktimisasi kejahatan ditemukan meningkatkan risiko psikosis pada masa kanak-kanak.
Pengaturan perkotaan dapat memengaruhi orang dalam dua cara utama: meningkatkan rangsangan, dan menghilangkan faktor pelindung.
Orang-orang yang tinggal di kota mungkin menemukan bahwa, mereka kurang memiliki akses ke faktor-faktor yang melindungi kesehatan mental yang baik daripada mereka yang tinggal di pedesaan.
Baca Juga: Coba Mulai Sekarang, Jaga Kesehatan Mental dengan Rutin Melakukan 5 Olahraga Ini!
Source | : | Kompas.com,urbandesignmentalhealth.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar