Misalnya, mereka mungkin telah mengurangi akses ke alam, lebih sedikit kesempatan untuk mengintegrasikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari.
Selain itu, mengurangi waktu senggang karena peningkatan waktu dihabiskan di tempat kerja dan perjalanan di sekitar kota.
Migrasi dari pedesaan ke perkotaan sering membuat orang meninggalkan jaringan sosial teman dan keluarga mereka yang kuat, dan butuh waktu untuk mengembangkan modal sosial yang mendukung serupa di kota.
Hal ini terutama mungkin terjadi karena penduduk perkotaan mungkin enggan untuk terlibat dalam interaksi sosial, untuk menghindari rangsangan yang berlebihan, karena masalah keamanan, atau karena berkurangnya kemungkinan hubungan di masa depan dengan setiap individu yang mereka temui.
Ketika faktor pelindung ini terkikis, orang menjadi lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Baca Juga: Kesehatan Mental Bisa Disembuhkan dengan Berlibur, Benarkah Demikian?
Source | : | Kompas.com,urbandesignmentalhealth.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar