Tanda nangis ada hubungannya dengan depresi yakni menangis karena hal-hal kecil atau merasa kesulitan mengidentifikasinya, lebih dari yang biasanya, dan sulit untuk menghentikan air mata.
Nangis yang berkepanjangan, biasanya terjadi pada depresi ringan. Jika kondisinya jauh lebih berat, hal sebaliknya yang justru terjadi.
Orang-orang yang mengidap gangguan kecemasan, biasanya akan merasakan kekhawatiran berlebihan dan lebih sering, bahkan pada setiap hari.
Gejalanya meliputi kegelisahan, kekhawatiran yang berlebihan, kelelahan, sulit fokus atau berkonsentrasi, dan kesulitan tidur.
Mudah menangis tak terkendali, tertawa, atau merasa marah bisa menjadi gejala efek pseudolbulbar (PBA).
Ini adalah sebuah keadaan neurologis yang tidak disengaja, berkaitan dengan cedera atau gangguan di bagian otak yang mengendalikan emosi.
Terkadang disebut inkontinensia emosional, emosi yang tidak terkendali yang berkaitan PBA seringkali tidak sesuai dengan perasaan atau kejadian yang dialami.
Kondisi ini terkadang salah didiagnosis sebagai depresi, karena memiliki gejala yang serupa.
PBA sering terjadi pada orang dengan riwayat stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, demensia, dan multiple sclerosis (MS).
Bila merasa kondisinya sudah sulit dikontrol apalagi ada gejala depresi atau kecemasan, jangan diabaikan.
Ini akan berdampak negatif pada kehidupan dan lebih baik segera lakukan konsultasi dengan psikolog. (*)
Baca Juga: Tak Selalu karena Bahagia, Ternyata Ini Penyebab Sering Tertawa Sambil Menangis
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar