GridHEALTH.id - Bekerja di rumah atau work from home (WFH) mulai dikenal oleh masyarakat pada masa pandemi Covid-19 beberapa waktu yang lalu.
Setelah pandemi selesai, kini WFH berencana kembali diterapkan sebagai salah satu langkah upaya penanganan polusi udara.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bahkan sudah mulai memberlakukan WFH untuk aparatur sipil negara (ASN).
Heru Budi Hartono selaku Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta mengatakan, kebijakan bekerja dari rumah akan dilakukan selama dua bulan penuh mulai 21 Agustus-21 Oktober 2023.
Diharapkan dengan diterapkannya kebijakan ini, dapat mengatasi polusi udara dan mengurai kemacetan di ibu kota.
"Tujuannya (WFH) apa? Agar dia (ASN) tidak mondar-mandir dan dia tidak boleh ke mana-mana," jelas Heru, dikutip dari Kompas (21/8/2023).
Kebijakan WFH Jakarta menuai pro kontra dari berbagai pihak, termasuk masyarakat sendiri.
Selain karena dianggap tidak menyelesaikan permasalahan polusi udara, tapi ini juga memiliki keuntungan dan kerugian WFH untuk kesehatan mental.
Untuk kesehatan mental, manfaat yang bisa didapatkan ketika WFH adalah rendahnya level stres, dilansir dari laman Omni Present.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh PGi, 82% dari survei para pekerja jarak jauh mengaitkan kemungkinan pengaturan kerja yang lebih fleksibel dengan tingkat stres yang lebih rendah.
Ini disebabkan oleh fakta para pekerja mempunyai kontrol terhadap pekerjaan yang dikerjakan secara sepenuhnya.
Baca Juga: Kualitas Udara Tidak Sehat, Perlukah Kembali WFH? Ini Kata Pakar
Source | : | Kompas.com,Omni Present |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar