GridHEALTH.id - Ingin menurunkan berat badan dengan cepat, membuat seseorang tak ragu untuk melakukan diet ekstrem.
Apalagi jika informasi diet tersebut, didukung dengan testimoni keberhasilan orang-orang yang menjalaninya.
Padahal melakukan diet ekstrem yang sering bertebaran di media sosial, seperti super rendah kalori, dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Salah satu penyakit yang berisiko timbul akibat menjalani diet ekstrem tanpa detail yang jelas adalah batu empedu.
Dilansir dari Kompas, dr. Samuel Oetoro, MS, SpGK(K), menjelaskan bila menjalani diet ekstrem dan berat badan turun lebih dari 1,5 kilogram per minggu, artinya asupan lemak sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
Ia menjelaskan, secara fisiologis ketika lemak masuk ke usus 12 jari, secara otomatis kantung empedu akan memompanya.
"Karena lemak baru harus dicampur dulu dengan empedu supaya bisa diserap tubuh. Kalau asupan lemak sangat sedikit atau tidak ada, maka tidak ada rangsangan bagi kantung empedu untuk memompa cairan empedu," jelasnya.
"Akhirnya empedu tersimpan saja, mengendap, dan lama-lama terbentuklah batu empedu," sambungnya.
Padahal dalam metode diet yang benar, asupan lemak tetap dibutuhkan, hanya saja yang jenisnya sehat.
Dengan mengonsumsi lemak sehat, maka empedu akan dipompa keluar, sehingga tidak terjadi pembentukan batu empedu.
Melansir NIDDK, batu empedu mempunyai tekstur keras seperti kerikil, yang terbuat dari kolesterol atau bilirubin yang terbentuk di kantong empedu.
Baca Juga: Rahasia Diet Tya Ariestya, Berhasil Turunkan Berat Badan dan Tetap Makan Enak
Source | : | Kompas.com,niddk.nih.gov |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar