GridHEALTH.id - Menurunkan berat badan dengan mengonsumsi telur, benarkah bisa?
Ada berbagai macam metode diet yang bisa dilakukan untuk mencapai berat badan ideal, salah satunya adalah diet telur.
Sesuai dengan namanya, diet telur dilakukan dengan menjadikan telur sebagai sumber utama asupan protein.
Namun, cara mengolahnya juga tidak sembarangan. Telur yang dikonsumsi dalam metode diet ini, biasanya adalah jenis telur rebus.
Melansir Medical News Today, terdapat beberapa alasan yang mendukung keberhasilan menurunkan berat badan dengan diet telur.
Cara paling sederhana untuk menurunkan berat badan adalah dengan membatasi asupan kalori. Dua butir telur rebus dan semangkuk sayur, hanya mengandung 274 kalori.
Sementara untuk satu butir telur rebus utuh, kalori yang terdapat di dalamnya hanya sekitar 78 kalori saja.
Ditambah ada beberapa kandungan nutrisi yang penting seperti vitamin D, kolin untuk meningkatkan metabolisme, serta lutein dan zeaxanthin yang merupakan antioksidan.
Keberhasilan menurunkan berat badan dengan diet telur juga dipengaruhi oleh kandungan protein yang tinggi.
Satu butir telur rebus berukuran besar, mengandung kurang lebih 6 gram protein.
Beberapa penelitian menunjukkan sarapan dengan makanan yang tinggi protein, akan meningkatkan rasa kenyang.
Baca Juga: Cara Aman Diet Air Putih Hangat yang Ampuh Turunkan Belasan Kilo dalam 1 Bulan
Temuan ini juga menunjukkan bahwa sarapan kaya protein, menyebabkan pengurangan asupan kalori sepanjang hari.
Dalam penerapannya, telur rebus biasanya dikonsumsi bersama dengan jenis makanan lain seperti sayur dan buah.
Sayuran yang dipilih juga tidak boleh sembarang, biasanya yang rendah karbohidrat seperti kangkung, bayam, paprika, tomat, dan brokoli.
Begitu pula dengan jenis buah-buahannya, yang umum dikonsumsi yakni jeruk, stroberi, semangka, dan lemon.
Bahkan rempah yang digunakan saat membuat makanan pun juga diperhatikan. Yang paling banyak digunakan yakni kunyit, kemangi, bawang putih, merica, dan oregano.
Untuk minumannya, hanya boleh mengonsumsi susu rendah lemak, susu skim, air putih, teh, dan kopi tanpa pemanis buatan.
Sebaiknya perhatikan langkah-langkah tersebut dengan benar. Karena jika tidak dilakukan dengan tepat, dapat menimbulkan risiko malnutrisi.
Ini karena diet telur termasuk salah satu metode diet yang ketat, sehingga tidak dianjurkan dilakukan lebih dari 2 minggu.
Studi di Journal of Bone and Mineral Metabolism juga menemukan, diet ketat jika dilakukan dalam jangka panjang berisiko menurunkan kepadatan tulang.
Sehingga akhirnya, orang yang melakukan metode diet tersebut berpotensi alami pengeroposan tulang, hingga mudah retak atau patah.
Agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh, sebaiknya sebelum memulai diet telur, lakukan konsultasi lebih dulu dengan ahlinya. (*)
Baca Juga: Apa Itu Ice Hack Diet dan Seberapa Efektif Menurunkan Berat Badan?
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar