GridHEALTH.id – Seringnya keinginan untuk buang air kecil atau kondisi yang dikenal sebagai poliuria adalah masalah umum yang sering dialami oleh wanita.
Meskipun dalam beberapa kasus, buang air kecil lebih sering dapat disebabkan oleh kebiasaan minum yang tinggi atau konsumsi kafein, ada beberapa penyebab medis yang perlu diperhatikan.
Lantas, apa sebenarnya penyebab sering buang air kecil pada wanita?
Berikut penjelasan selengkapnya.
Inilah beberapa penyebab sering buang air kecil pada wanita yang patut diwaspadai.
Infeksi saluran kemih adalah penyebab umum seringnya buang air kecil pada wanita.
Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri yang masuk ke saluran kemih, menyebabkan peradangan dan iritasi.
Gejala yang sering terjadi meliputi dorongan untuk buang air kecil yang lebih sering, nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, dan rasa tidak nyaman di area panggul.
Infeksi saluran kemih dapat dengan mudah diobati dengan antibiotik setelah diagnosis oleh dokter.
Diabetes mellitus atau diabetes tipe 1 dan tipe 2 dapat menjadi penyebab seringnya buang air kecil pada wanita.
Pada diabetes, tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan efektif, yang mengakibatkan peningkatan kadar glukosa dalam darah.
Baca Juga: Jangan Lagi Dilakukan, Ini Bahaya Sering Menahan Buang Air Kecil Bagi Kesehatan
Kondisi ini menyebabkan peningkatan volume urine dan frekuensi buang air kecil.
Jika seseorang mencurigai diabetes sebagai penyebab poliuria, pemeriksaan darah dan urin serta konsultasi dengan dokter diperlukan.
Wanita hamil sering mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan pada kandung kemih oleh rahim yang membesar, terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Hormon kehamilan juga dapat memengaruhi fungsi ginjal dan meningkatkan produksi urine.
Meskipun sering buang air kecil adalah gejala normal kehamilan, penting untuk memantau perubahan yang signifikan atau disertai dengan gejala lain yang mencurigakan.
Penyakit ginjal, seperti pielonefritis atau batu ginjal, dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil.
Pielonefritis adalah infeksi ginjal yang dapat memengaruhi fungsi ginjal dan meningkatkan produksi urin.
Batu ginjal, yang terbentuk dari penumpukan garam dan mineral dalam ginjal, dapat menyebabkan iritasi dan peningkatan dorongan untuk buang air kecil.
Berbagai gangguan kandung kemih, seperti sindrom kandung kemih iritabel (IC), bisa menjadi penyebab sering buang air kecil.
IC adalah kondisi kronis yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan di kandung kemih, bersama dengan dorongan untuk buang air kecil yang sering. Kondisi ini memerlukan diagnosis dan manajemen yang hati-hati oleh dokter.
Baca Juga: Jauh dari Kata Sehat, Ini 6 Bahaya Menahan Kencing yang Sering Disepelekan
Perubahan hormonal selama menopause juga dapat berkontribusi pada poliuria pada wanita.
Penurunan kadar estrogen dapat memengaruhi otot kandung kemih dan uretra, menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil dan inkontinensia urine.
Faktor psikologis, seperti stres atau kecemasan, dapat memainkan peran dalam meningkatkan dorongan untuk buang air kecil. Kondisi ini dikenal sebagai inkontinensia stres dan dapat memengaruhi wanita dari segala usia.
Terapi perilaku dan teknik relaksasi dapat membantu mengelola inkontinensia yang disebabkan oleh faktor psikologis.
Konsumsi kafein atau alkohol dalam jumlah besar dapat memiliki efek diuretik atau meningkatkan produksi urine.
Wanita yang mengonsumsi minuman berkafein atau alkohol secara berlebihan mungkin mengalami sering buang air kecil sebagai respons terhadap efek diuretik ini.
Beberapa obat-obatan, seperti diuretik atau obat tekanan darah tertentu, dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil sebagai efek samping.
Jika seseorang mengalami sering buang air kecil setelah memulai penggunaan obat-obatan baru, konsultasikan dengan dokter untuk mempertimbangkan penggantian atau penyesuaian dosis.
Jika seorang wanita mengalami seringnya buang air kecil dan hal ini tidak dapat dijelaskan oleh faktor-faktor seperti konsumsi kafein atau kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter.
Pemeriksaan medis yang tepat akan membantu menentukan penyebab yang mendasari dan merencanakan pengobatan yang sesuai.
Meskipun sering buang air kecil bisa menjadi gejala umum, diagnosa yang tepat adalah langkah pertama untuk penanganan yang efektif. (*)
Baca Juga: Kebelet Buang Air Kecil Bolak-balik ke Toilet? Atasi dengan Pijat Titik Ini
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar