GridHEALTH.id - Konsumsi buah adalah bagian penting dari pola makan sehat.
Tetapi, ada anggapan yang mengatakan bahwa tidak dianjurkan untuk mengonsumsi buah setelah makan.
Ya, konsumsi buah setelah makan disebut-sebut dapat menimbulkan efek samping untuk kesehatan.
Benarkah demikian?
Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Inilah penjelasan mengenai anggapan bahwa konsumsi buah setelah makan bisa membahayakan kesehatan.
Beberapa orang mengklaim bahwa memakan buah setelah makan dapat menyebabkan fermentasi makanan dalam lambung, menyebabkan masalah pencernaan.
Namun, ini hanyalah mitos.
Buah mengandung enzim yang dapat membantu pencernaan dan bukan penyebab fermentasi.
Oleh karena itu, tidak ada dasar ilmiah untuk tidak mengonsumsi buah setelah makan.
Meskipun buah tidak menyebabkan fermentasi, fakta bahwa buah memiliki waktu pencernaan yang lebih cepat daripada beberapa jenis makanan lainnya benar.
Baca Juga: Daftar Buah yang Terbukti Membantu Menurunkan Berat Badan dengan Aman
Buah mengandung serat dan gula alami yang mudah dicerna oleh lambung.
Beberapa orang mungkin merasa lebih baik jika mereka mengonsumsi buah sebelum makan atau di antara waktu makan untuk mencegah perasaan kembung.
Ada mitos yang mengatakan bahwa memakan buah bersama dengan makanan lain dapat menyebabkan gas dan kembung.
Namun, ini tidak sepenuhnya benar.
Kombinasi buah dengan makanan lain dalam satu waktu makan tidak secara otomatis menyebabkan masalah pencernaan.
Beberapa orang bahkan menyukai buah yang dicampur dalam salad atau sebagai camilan sehat setelah makan.
Toleransi makanan setiap orang berbeda, tergantung pada gaya hidup, kondisi pencernaan, dan kebiasaan makan.
Beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi buah setelah makan karena kondisi pencernaan tertentu, seperti sindrom usus iritabel (IBS).
Namun, ini tidak berarti bahwa hal ini berlaku untuk semua orang.
Sebuah mitos yang berkembang adalah bahwa memakan buah bersama dengan makanan lain dapat menghasilkan asam dan merugikan kesehatan.
Faktanya, buah memiliki sifat alkalin yang dapat membantu menyeimbangkan tingkat keasaman dalam tubuh.
Baca Juga: 7 Manfaat Tersembunyi Biji Durian untuk Kesehatan Gigi, Jangan Langsung Buang
Oleh karena itu, buah sebenarnya dapat memberikan kontribusi positif terhadap keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
Meskipun tidak ada dasar ilmiah untuk mitos tersebut, ada beberapa pertimbangan yang perlu diingat.
Buah yang tinggi gula, terutama fruktosa, dapat menyebabkan lonjakan gula darah setelah makan.
Jika Anda memiliki diabetes atau ingin menjaga kadar gula darah tetap stabil, disarankan untuk membatasi konsumsi buah yang tinggi gula, terutama setelah makan.
Jika Anda khawatir tentang pencernaan setelah mengonsumsi buah, pilihlah buah-buahan yang mudah dicerna seperti semangka, pepaya, atau buah berair lainnya.
Buah-buahan ini cenderung lebih ringan di lambung dan dapat dengan mudah dicerna.
Secara umum, tidak ada aturan keras dan cepat tentang kapan Anda harus mengonsumsi buah.
Yang terpenting adalah menjaga pola makan yang seimbang dan memilih buah sebagai bagian dari makanan sehat Anda.
Jika Anda memiliki masalah pencernaan atau masalah kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk saran yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan pribadi Anda.
Sebagian besar orang dapat menikmati buah sebagai bagian dari makanan sehat mereka, tanpa khawatir tentang mitos tidak berdasar yang berkembang.
Nah, itu dia penjelasan mengenai anggapan konsumsi buah setelah makan bisa timbulkan efek samping. Semoga bermanfaat! (*)
Baca Juga: Pengganti Obat, 8 Buah-buahan Ini Ternyata Ampuh Menurunkan Gula Darah dengan Cepat
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar