Jika menggunakan brotowali kering, cuci dengan air bersih untuk menghilangkan debu dan kotoran yang mungkin ada.
Rendam Brotowali: Rendam brotowali segar atau kering dalam air bersih selama beberapa jam. Proses perendaman ini membantu melarutkan senyawa-senyawa aktif dalam brotowali.
Rebus Brotowali: Setelah direndam, rebus brotowali bersama dengan air rendaman dalam panci selama beberapa menit hingga air berkurang separuhnya. Biarkan larutan ekstrak brotowali dingin.
Saring Larutan: Saring larutan ekstrak brotowali menggunakan kain kasa bersih atau saringan halus untuk memisahkan ampas dan mendapatkan cairan ekstrak yang jernih.
Penyimpanan: Simpan ekstrak brotowali dalam wadah bersih dan kedap udara di tempat yang sejuk dan gelap.
Konsumsi: Konsumsi ekstrak brotowali sesuai dosis yang direkomendasikan oleh ahli atau praktisi pengobatan herbal. Biasanya, ekstrak brotowali diminum beberapa kali sehari.
Meskipun terdapat beberapa bukti awal yang menjanjikan, efektivitas brotowali dalam mengobati kanker masih menjadi subjek penelitian yang aktif.
Saat ini, tidak ada cukup bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung klaim bahwa brotowali secara langsung dapat menyembuhkan kanker.
Namun, sebagai bagian dari pendekatan pengobatan yang holistik, konsumsi brotowali dalam dosis yang aman dapat menjadi tambahan yang berguna dalam upaya pencegahan dan pengobatan kanker.
Sebelum menggunakan brotowali atau herbal lainnya sebagai bagian dari rencana pengobatan kanker, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan terlebih dahulu.
Setiap pengobatan alternatif harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan individu dan dilakukan di bawah pengawasan medis yang cermat.
Baca Juga: Manfaat Kulit Buah Naga Ampuh Mencegah Kanker Berkembang, Benarkah?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar