GridHEALTH.id - Penyakit kanker telah menjadi penyebab utama kematian baik di tingkat nasional maupun global.
WHO Regional Asia Tenggara melaporkan bahwa Indonesia menempati peringkat ketiga tertinggi di kawasan ini dalam hal tingkat kejadian atau angka kasus baru, serta peringkat keempat dalam hal tingkat kematian.
The International Agency for Research on Cancer (IARC) memperkirakan bahwa pada tahun 2022, terdapat 408.661 kasus kanker baru dan 242.988 kematian yang disebabkan oleh kanker di Indonesia.
Selain itu, IARC juga memprediksi akan terjadi peningkatan sebanyak 77% dalam jumlah kasus kanker pada tahun 2050.
Kanker leher rahim, atau yang dikenal juga sebagai kanker serviks, terjadi ketika pertumbuhan sel-sel ganas pada leher rahim/serviks berkembang tidak terkendali.
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi persisten oleh Human Papillomavirus (HPV) onkogenik.
Dalam kaitannya dengan kanker leher rahim dan lesi pra-kanker, HPV dibagi menjadi dua tipe, yaitu risiko tinggi (high-risk) dan risiko rendah (low-risk).
Lebih dari 75% kasus kanker leher rahim disebabkan oleh HPV tipe risiko tinggi, terutama tipe 16 dan 18.
Skrining ini memenuhi tujuan deteksi dini infeksi HPV dan lesi pra-kanker. Deteksi dini ini agar dapat dilakukan dan tata laksana yang tepat waktu yang meningkatkan peluang sembuh.
Ketua Himpunan Onkologi Indonesia Dr. dr. Brahmana Askandar dikutip dari laman Kemkes go.id menyampaikan bahwa WHO mengatakan 30-50% kanker dapat dicegah, terutama yang disebabkan oleh infeksi.
“Inilah pentingnya skrining rutin bagi perempuan. Ada ataupun tidak adanya keluhan itu harus melakukan skrining rutin, utamanya bagi yang telah seksual aktif. Kenapa harus skirining rutin? Kita skrining rutin itu tujuannya untuk menangkap perubahan dari serviks dan belum menimbulkan kanker serviks,” lanjut Dr. dr. Brahmana.
Pentingnya skrining yang dilakukan untuk perempuan agar ketika dokter menemukan kasus abnormal serviks saat skrining maka pasien dapat ditangani dengan segera.
Selanjutnya, pasien menerima tindakan-tindakan sederhana untuk membantunya mendapatkan kesembuhannya kembali 100%.
Dikutip dari Kemkes, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan perempuan terpapar HPV adalah:
1. Menikah/memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 20 tahun).
2. Berganti-ganti pasangan seksual.
3. Berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti pasangan.
4. Riwayat infeksi di daerah kelamin atau panggul.
5. Perempuan perokok dan perokok pasif. Perempuan perokok berisiko 2.5 kali lebih besar, sedangkan perokok pasif risikonya 1.4 kali lebih besar.
Berikut tanda-tanda kanker serviks yang harus Anda perhatikan:
1. Perdarahan vagina
Pendarahan vagina yang ekstrim terutama di antara siklus menstruasi dan pendarahan setelah menopause dapat menjadi gejala dan tanda dari kanker seviks. Pada tahap awal kanker serviks mungkin sama sekali tanpa gejala.
Baca Juga: Bagian Program BIAS, Kenapa Vaksin HPV Kanker Serviks Ditargetkan untuk Anak SD?
2. Perdarahan saat berhubungan seksual
Jika saat kontak atau bersentuhan ketika berhubungan seksual pada alat vital dan menimbulkan pendarahan atau bahkan mengalami keputihan berat, maka bisa jadi itu merupakan tanda kanker serviks. Nyeri atau rasa sakit ketika berhubungan seksual juga dapat menjadi tanda.
3. Mungkin ada metastasis
Pada kasus lanjut kanker serviks, mungkin akan hadir metastasis di perut, paru-paru, atau bagian lainnya. Ini juga harus diperiksa sesegera mungkin.
4. Gejala lain
Gejala lain ini mungkin terbilang membingungkan karena ada beberapa gejala yang bahkan dikatakan kurang terkait, seperti kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, sakit kaki, sakit punggung, patah tulang, bahkan hingga kebocoran urin atau fases (jarang terjadi).
Baca Juga: Skrining Kanker Payudara dan Kanker Serviks Bisa Gratis di Puskesmas, Begini Caranya
Source | : | Kemenkes RI |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar