Selain karena belum ditemukannya model implementasi yang sesuai, penurunan angka stunting di Indonesia yang sedikit juga dipengaruhi bertambahnya anak stunting baru.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjen Kesmas) Kemenkes Maria Endang Sumiwi.
Dari data yang masuk, diketahui hanya sedikit selisih antara anak yang keluar dari kelompok stunting dan yang baru masuk ke kategori tersebut.
"Jadi, yang keluar 1,2 juta, yang masuk juga sekitar 1,2 juta. Bedanya cuma ratusan ribu, sehingga nanti kita evaluasinya adalah karena yang masuk stunting itu cukup deras," kata Maria.
Melihat situasi stunting di Indonesia seperti saat ini, pihaknya akan melakukan evaluasi.
Upaya yang akan menjadi perhatian adalah anak-anak yang masuk dalam kategori waisting atau calon stunting.
Pencegahan stunting juga dilakukan dengan menerapkan protokol yang ideal.
"Sehingga yang ideal dan itu sebenarnya di protokol kita ada, yaitu membantu ibu hamil, membantu baduta (bayi dua tahun) dan ibu menyusui," jelasnya.
Dengan melakukannya secara konsisten, Kemenkes optimis program pencegahan stunting dapat berjalan dengan baik.
Sehingga, angka stunting yang terjadi di Indoensia dapat turun dan mencapai target yang ditentukan.
Begitulah kondisi stunting di Indonesia saat ini, yang ternyata masih cukup tinggi. (*)
Baca Juga: Pernikahan Dini Menjadi Penyebab Stunting, Apa yang Dilakukan KemenPPPA?
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar