Hasilnya setelah diobservasi selama bertahun-tahun, orang-orang yang tubuhnya berotot mempunyai usia yang jauh lebih panjang dibanding yang tidak berotot.
Lantas, bagaimana cara menjaga massa otot agar fungsi-fungsi tersebut berjalan optimal?
Terlebih saat memasuki usia 30-an, massa otot mengalami penurunan sekitar 3-8%.
Dokter Andhika menjelaskan, mengoptimalkan massa otot harus dilakukan sejak usia remaja.
"Masa remaja merupakan salah satu periode pertumbuhan yang paling cepat. Pada masa remaja, terjadi perubahan fisik yang pesat, misalnya penambahan tinggi badan, peningkatan massa otot, perubahan distribusi lemak tubuh, dan perkembangan organ-organ seksual sekunder," jelasnya.
Yang bisa dilakukan untuk meningkatkan massa otot, salah satunya adalah dengan mencukupi kebutuhan protein.
Selain dari makanan seperti daging, ikan, atau unggas lainnya, asupan protein juga bisa diperoleh dari susu.
"Konsumsi protein yang cukup di masa ini berperan penting dalam mengoptimalkan periode growth spurt," katanya.
Angka kecukupan protein berdasarkan Angka Kecukupan Gizi 2019 untuk pria usia 19-64 tahun sekitar 65 gram/hari dan 60 gram/hari untuk wanita dengan usia yang sama.
Tak hanya dari asupan protein, pengoptimalan massa otot juga dapat dilakukan dengan rutin melalukan latihan fisik seperti sit-up dan push-up.
Waktu istirahat yang cukup juga sangat dibutuhkan, karena kurang tidur dapat menghancurkan otot.
Kondisi psikologis juga perlu diperhatikan dan jangan biarkan stres berlanjut. Pasalnya, hormon stres dapat merusak jaringan otot. (*)
Baca Juga: Mudah Dilakukan Sendiri, Otot Leher Kaku Bisa Rileks dengan Pijat Titik-titik Ini
Source | : | liputan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar