Reformasi sistem jaminan kesehatan nasional perlu dilakukan untuk menjaga keberlanjutan pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan bagi peserta.
Masalah stunting pada anak-anak masih menjadi prioritas.
Pemerintah pun terus berupaya untuk menurunkan angka stunting melalui berbagai intervensi gizi dan peningkatan kesadaran masyarakat terkait pentingnya pemenuhan gizi.
Pada April 2024 lalu, mantan Presiden Joko Widodo menyebut masalah stunting mengalami lonjakan penurunan cukup signifikan, yakni dari 37% kasus stunting di Indonesia 10 tahun lalu, menjadi 21,5% di Desember 2023 kemarin.
Menurut Jokowi, mengatasi stunting bukanlah hal yang mudah dan perlu melibatkan berbagai sektor untuk mengatasinya.
“Stunting akhir tahun kemarin angkanya masih 21,5% sudah turun, tapi seharusnya kita mencapai 14%. Tapi, saya hitung ini tidak mudah, untuk mengatasinya program ini harus terintegrasi.” ujar Jokowi.
Pemanfaatan teknologi dalam bidang kesehatan semakin penting, terutama dalam hal pencatatan data kesehatan, layanan digital, dan inovasi medis.
Kementerian Kesehatan perlu mengembangkan infrastruktur digital kesehatan yang andal untuk mendukung diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit.
Mengutip dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, hampir seluruh Puskesmas kini telah mendapatkan alat penunjang pemeriksaan kesehatan seperti USG dan juga EKG.
Begitu juga dengan rumah sakit di daerah telah memperoleh tambahan alat kesehatan yang diharapkan dapat mendukung upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Beberapa daerah telah menerima seperti alat CT scan, cath lab, namun ruanganya belum mendukung. Pak Menteri beri contoh ruangan yang benar seperti apa, biar Direktur rumah sakit bisa melihat,” tutur Jokowi dalam kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) April 2024 lalu.
Baca Juga: Semakin Mudah, Kini Akses Layanan Darurat Medis 119 Bisa dari Aplikasi SATUSEHAT Mobile
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar